Jiwa-jiwa itu berbisik di tengah kesunyian. Jiwa-jiwa itu memanggil dengan suara yang tak kasat telinga. Merintih dari ruang hidup yang dipenuhi kegilaan, dosa, dan bayang-bayang antek kegelapan. Indraya, seorang pria yang hanya ingin bertahan hidup dengan satu piring makanan, terjebak dalam siklus yang mencekik. Hidupnya yang sederhana dan hambar berakhir di sudut kantornya yang suram, di hadapan sebuah buku lusuh yang penuh dengan kisah-kisah ganjil. Buku karya seorang penulis misterius dengan cerita-cerita yang memikat sekaligus menyesakkan, mengguncang keyakinan Indraya akan realitas. Seiring ia membaca, batas antara dunia nyata dan yang tak kasat mata mulai kabur di depannya. Buku itu membawa Indraya ke dalam perjalanan batin yang memaksa dia bertanya: apakah hidup ini hanya sekadar rutinitas, ataukah ia sendiri telah menjadi bagian dari kegilaan jiwa-jiwa yang terus memanggil? Apakah ia benar-benar hidup atau hanya menjadi bayangan samar di dunia yang tak pernah ia pahami?
Hidup berubah menjadi teka-teki, dan di dalam buku itu, mungkin tersembunyi jawabannya atau kehancuran jiwanya yang terakhir.
Namanya Aidam. Seorang remaja biasa berusia tujuh belas tahun yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun untuk menjadi temannya. Hobinya adalah menjadi pemburu benang merah dan suka memukul punggung orang.
Sebagai seorang asisten paksanya, aku akan menceritakan kepada kalian petualangan dari dua detektif amatir ini dalam memecahkan kasus.
(Lu plagiat, lu hitam).