"Aku tak akan pernah terperdaya dibawah kendali mu, Zenith." Ucap Scylla.
"Dan akan ku pastikan kau, Scylla, akan berada di bawah kendaliku, entah secara sukarela ataupun paksaan." Ucap Zenith dengan penekanan serta intonasi yang rendah di setiap kalimatnya.
Scylla Charybdis Maelstrom, gadis delapan belas tahun dengan nama yang seakan terlahir dari pusaran ombak dan badai, memiliki mata cokelat pekat yang menyimpan kedalaman emosi seperti laut dalam, dan surai hitam indah yang terurai seperti gelombang yang siap menerjang pantai. Namanya, sebuah warisan keluarga, bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah gambaran tentang kekuatan dan ketidakpastian yang melekat padanya.
Scylla, bagai laut lepas yang bebas, mempesona dan mematikan di saat bersamaan. Memiliki sifat yang seakan mutlak, arogan, egois, licik dan dengan emosi yang tak terkendali. Scylla dengan sifatnya, di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seseorang yang memiliki sifat yang bahkan hampir mirip dengannya dan hanya di bedakan dengan emosi lelaki itu yang terkendali. Lelaki itu, Zenith, Zenith Rhys Morrigan, pemuda dua puluh tiga tahun dengan nama yang menggemakan kekuatan langit gelap penuh gemuruh teka-teki, memiliki mata dan surai hitam pekat yang misterius, seperti langit malam yang dipenuhi awan badai. Zenith, puncak tertinggi, melambangkan ambisi dan tak terkendali.
Scylla dan Zenith, dua orang yang memiliki sifat sama yang menyatu atas dasar keterpaksaan dan bisnis.
'Tanduk Atau Tunduk'
🌩️🌊🌀HAPPY READING🌀🌊🌩️
-frtyyanaa
Start: 2 Jan 2025
Finish: -
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan