"Some lines shouldn't be crossed, but rules are meant to be broken, right?"
Everything starts simple. Cuma rasa kagum biasa ke seorang guru yang kelihatan cool dan beda dari orang lain. Tapi lama-lama, perasaan itu jadi something more. Si murid mulai cari cara buat deketin gurunya, walaupun tahu itu nggak mungkin dan, honestly, kinda dangerous.
Si guru? Dia cuma mau hidup tenang, ngajar, and mind his own business. Tapi kehadiran si murid yang keras kepala dan selalu bikin kejutan mulai bikin dia bingung. Perasaan ini nggak boleh ada, kan? Tapi gimana kalau mereka udah terlalu jauh buat mundur?
It's messy, complicated, and full of trouble. Tapi kalau dua hati udah saling ketarik, apa mungkin ada cara buat ketemu di tengah jalan?
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏