"Kau memanggil sponsormu Cassie?"
Mata Edith mengerling geli, walau masih ada mendung menyapu ekspresinya.
"Dia tidak keberatan."
***
Di kiamat ini, bisa hidup merupakan sebuah hak istimewa. Dan Edith akan selalu bersyukur pada sang sponsor, yang kemampuannya membuat perencanaan Edith selalu sedikit lebih matang. Memang, menerawang masa depan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Namun, suatu pagi Edith bangun dan tercekat. Visi baru menari di bawah pelupuk mata. Sialnya, yang kali ini berbeda.
***
"Ini kah yang kau rasakan? Saat mereka menggiring masuk kuda kayu itu, dan menyegel nasib kotamu?"
Tak ada jawaban. Tak ada laman pesan muncul di depannya. Edith tertawa getir.
***
Disclaimer :
- Omniscient Reader's Viewpont (c) Sing-Shong
- Story and OCs by rainotherland
Warning :
Original characters, some wacky/innacurate world-building and timeline, spin-off vibe, foul languages, typos.