Suami yang kucintai dengan segenap hati selama ini tidak membalas perasaanku. Dia menikahiku demi memenuhi permintaan kakekku. Begitu kakekku meninggal, ia memutuskan memberiku surat cerai. Aku yang terlalu dibutakan emosi pun menolak, membuat kekacauan, dan semakin memperparah hubunganku dengan suamiku.
Adapun yang tidak kuketahui ialah, suamiku memiliki rasa terhadap saudari tiriku. Segalanya begitu tidak masuk akal. Perjuanganku sia-sia, cinta tidak kudapat, dan sakit hati menjadi menu utama di piringku.
Tubuhku melemah, penyakit menjamah, kemudian kematian tiba.
Di saat napas terakhirku berembus, aku berjanji kepada diri sendiri. Berjanji bahwa bila ada kesempatan kedua, aku takkan mengemis cinta kepada siapa pun.
Kemudian keajaiban yang dikisahkan dalam fiksi pun menyentuhku.
Aku kembali ke masa lalu.
Aku menjalani hidup keduaku sebagai Anneke setelah bekerja ribuan tahun menebus dosa di alam baka. Ini Anneke von Eustas yang biasa saja. Keponakan seorang Viscount--yang juga biasa saja. Anak malang ini--aku--adalah seorang yatim piatu malang yang ditinggal mati kedua orang tuanya.
Lalu, layaknya anak yang memiliki koneksi antar bangsawan pengabdi Grand Duke Harold, aku dipekerjakan sebagai penjaga perpustakaan.
Begitulah kehidupan sederhana ala Anneke-si bangsawan rasa rakyat jelata ini hidup dengan hal-hal yang biasa saja.
"Kemana kamu akan pergi?"
"Saya hendak menemui Sir Arthur di kebun belakang."
"Untuk apa? Selingkuh?"
"Hah?"
Benar, hidupnya harusnya menjadi biasa-biasa saja tanpa ada sesuatu yang menarik selain koin emas yang menggoda. Tapi, mengapa tiba-tiba Grand Duke kesayangan Kekaisaran--Yang Mulia Grand Duke Maximillian von Harold muncul di hadapanku dengan wajah merengut?!
"Aku cemburu, Anne. Bagaimana bisa kamu tidak mengerti itu?"
Omong kosong apa yang kamu bicarakan itu, Yang Mulia!