Ini tentang kehebohan Wang Yibo setelah menjadi suami sah Xiao Zhan, si dosen terjudes nan seksoy Senggoul Bacock Univeristy. Setelah dinikahi, apakah Zhan masih judes dan suka banting-membanting?
Ataukah dia yang akan dibanting di ran...rantang--ehekk!
"Ayang Ebeb, aku nggak bisa tidur. Puk-puk pantatku, dong."
"Wang Yibodoh, tidur sekarang atau matamu kukasih perekat."
"Galak bener ama suami sendiri, Ayang Ebeb lagi isi?"
"Iya, isi."
"Beneran, Ayang Ebeb?!"
"Iya, isinya tahu gejrot sisa yang kamu beliin Yiyi. Nesok pagi tinggal jadi tai."
Dan bagaimanakah nasib asmara Cao Yuchen dan Wang Dahlan?
"Penulis, nama gue bukan Dahlan, tapi Dylan! Lu tau Milae? Dia tetangga gue."
"Gue bayarin utang ciloknya si Dahlan, Mang. Takut dia keburu mati terus amal ibadahnya nggak diterima. Ah iya, sekalian gue bayarin utang rujak si Yanto yang 1 tahun lalu. Dasar, nggak otak yang berdebu, dompet mereka juga berlumut."
"Yibodoh, aku hamil."
"Ha-hamil? Anak siapa itu, Ayang Ebeb?!"
"KAMU PIKIR AKU SELINGKUH, HAH?!"
KRAKK BRAKK! Tubuh Yibo pun letoy terlipat jadi 7 usai digeprek Pak Xiao. Yiyi terkikik bagai tuyul di pojokan sambil makan tahu gejrot.
Aku tidak akan menyesali datang ke perpustakaan hari ini , karna seseorang sedang duduk sendirian di sudut ruangan menikmati bacaan. Wajah putih dan mata kecil membuat detak jantung ku terasa berpacu dengan cepat.
Siapakah dia?
Dihari itu aku mulai mencari dan mendekati sosok yang telah membuat hati ini serta pikiran tidak tenang, wajahnya selalu menjadi bayang - bayang saat memejam kan mata.