Sweet seventeen adalah moment yang begitu dinantikan sebagian besar kalangan muda-mudi dalam hidupnya, terutama kalangan anak muda Indonesia yang baru memasuki masa puber.
Hal itu dijadikan special moment dengan melakukan berbagai acara, happy party dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat.
Namun, hal itu tidak berlaku dalam hidup seorang gadis remaja kelahiran April tersebut. Raina Mahveen. Bagaimana tidak ? hari dimana seharusnya menjadi hari istimewa, penuh tawa bahagia benganti menjadi hari terburuk sepanjang sejarah kisah cintanya dengan sang kekasih Nughy Alvaro yang telah sekian lama terjalin.
21 April 2015 menjadi sejarah baru, menjadikan hari duka dalam kamus seorang gadis pecinta hujan itu, sesaat setelah mendengar kabar pernikahan sang kekasih membuat senyum yang semula merekah terlukis indah diwajahnya, berubah pasih, beku tak bermimik dengan sesak yang menyeruak dalam hati membuat air matanya luruh terjun bebas tanpa aba-aba.
Siapa sangka kejadian tersebut telah menjadikan sosok yang dulunya ramah, ceria, penuh tawa menjadi sosok dingin, sorot matanya yang tajam jauh dari kata ramah, tak ada lagi keceriaan diwajahnya, kini ia menjadi sosok yang pendiam dan lebih menjaga jarak dengan orang-orang disekitarnya, ia hanya berteman dengan tumbukan diksi dan juga diary senja miliknya.
Mungkinkah ia akan terus seperti ini? adakah yang akan mampu membuatnya percaya akan cinta lagi?
#Hanya waktu yang akan menjawabnya
Sebuah pernikahan yang menyiksa bagi Kia, ia harus menikahi pria paling mengerikan yang pernah ia jumpai. Marco benar-benar pria yang tidak ada belas kasihan, dia bisa membunuh istrinya sendiri demi keinginannya sendiri, hal yang paling menyakitkan adalah saat Marco melempar tubuhnya dari lantai tiga dan yang membuat Kia tidak bisa berpikir dengan jernih adalah saat ia terbangun kembali setahun sebelum kejadian mengerikan itu.