Judul dan Cover masih tahap revisi CERITA INI HASIL PENGEMBANGAN DARI KISAH NYATA Tidak plagiat, dan tidak mau diplagiat!!!! Kisah ini sebatas ingatan tentang masa lalu, sedikit kenangan kisah hidup orang tuaku dahulu. Tahun, latar, dan detail tempat atau waktu tidak dilampirkan karena cerita ini hanya pengembangan. Tidak mematok suatu daerah, suku ataupun apapun! Untuk sesuatu yang ingin dipastikan atau diketahui lebih lanjut, silahkan cari tahu sendiri. Ini ketikan dari tanganku sendiri, ide ku sendiri, dan dari kisah masa kecil. • • • Empat raga yang dirawat bersama dan menjadi sebuah keluarga yang utuh. Itulah mereka, Raka Pranata, anak laki-laki paling tua di persepupuan. Yang kedua Mahasagara Nugraha, yang hanya berbeda satu tahun dengan Raka. Lalu ada Eliningtyas Reta, dan Utami Hasya Damastra, yang seumuran dengan Saga. Mereka kerap dipanggil Raka, Saga, Eli, dan Asya. Keempatnya tinggal bersama Mbah Utari, yang biasa dipanggil Mbah Tari. Mereka adalah cucu cucu Mbah Tari yang dititipkan kepada beliau saat usia yang berbeda-beda. Cucu dari anaknya sendiri, dan dari keponakan nya yang sudah meninggal. Orang tua mereka semua merantau ke kampung orang, bahkan ke negeri orang. Ada orang tua mereka yang tiap bulan mengirim uang untuk keberlangsungan hidup anaknya dan untuk Mbah Tari. Dan kadang, ada yang tidak. Mereka tumbuh bersama dari umur lima tahun, tinggal dekat dengan tepi laut adalah hal yang mereka senangi sekarang. Namun, entah kedepannya. Mbah Tari bagaikan mentari dan lentera yang mereka punya, hanya beliau tempat bercerita anak-anak kecil itu. Kadang mbah Ksatriyo-adik dari Mbah Tari-yang ditinggal istrinya empat tahun yang lalu akibat tragedi kebakaran rumah Mbah Tari tiga tahun yang lalu, ikut andil dalam peran menjadi orang tua. Dan Mbah Ksatriyo memilih menemani kakaknya dalam menjaga cucu-cucunya. Kisah kecil dimulai saat mereka mulai bersekolah. Saat saga, Eli dan Asya baru masuk TK, Raka sudah berganti jenjang ke Sekolah DAll Rights Reserved
1 part