Dia yang Datang Saat Lampu Padam

Konon, asrama ini adalah tempat untuk memperbaiki anak-anak yang dianggap rusak, begitu kata orang-orang dewasa yang menyerah terhadap luka yang tidak ingin mereka tangani. Yang mengajukan pendaftaran bukanlah para remaja itu, melainkan orang tua yang ingin melepaskan tanggung jawab.

Setiap sudut seperti menyimpan mata yang tak terlihat. Kamera yang menghadap langsung ke ranjang mereka, pintu yang terkunci otomatis setiap malam, dan sensor gerakan yang berbunyi jika ada yang keluar dari kamar setelah pukul dua belas. Suara langkah seseorang kerap terdengar di koridor, padahal daftar penjaga menunjukkan semua tertidur.

Tak butuh waktu lama sampai mereka menyadari bahwa tempat ini bukan sekadar sekolah. Ini adalah pengamatan. Eksperimen.

Dan mereka hanyalah subjek.
Jika mengikuti aturan berarti aman, mengapa setiap aturan baru terasa semakin tidak masuk akal?
Jika tempat ini adalah penyelamatan, mengapa mereka tidak boleh pulang?

Cerita ini terinspirasi oleh SERIES THAILAND BERNAMA HOMSECHOOL