Ketika sebuah wabah aneh menyebar di Indonesia, sebagian besar orang menolak untuk percaya bahwa mayat hidup bisa menjadi ancaman nyata. Di televisi dan media sosial, para ahli sibuk berdebat bahwa tubuh mati akan segera membusuk, mustahil bertahan lama. Namun, kenyataan di lapangan jauh lebih mengerikan: mereka bukan mayat hidup. Mereka masih manusia-bernafas, berdetak, tetapi kehilangan semua akal sehat, seperti gila dan tak terkendali.
Dalam dunia yang runtuh, konflik terbesar datang bukan hanya dari mereka yang terinfeksi, tetapi juga dari mereka yang selamat. Para pejabat yang seharusnya melindungi justru memperburuk keadaan dengan korupsi, suap, dan kebijakan yang tidak manusiawi. Di tengah kekacauan, sekelompok kecil penyintas mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dan bertahan hidup dari ancaman yang ada.
"aku memutuskan pertunangan denganmu"
teriak pria berambut pirang yang tak lain adalah pangeran.
dan seorang gadis yang menangis di tengah tengah aula yang merupakan seorang Villainess itu.
gadis itu di permalukan oleh pangeran dan hanya mampu menangis.
prtoganis pria dan wanita akan selalu bahagia dan antagonis akan selalu mendapat penderitaan.
tapi bukankah dunia ini terlalu mudah di tebak?
bagaimana kalau kita rubah jalan ceritanya?.
dimana protagonis pria dan protagonis wanita akan menderita dan antagonis akan bahagia.
balas dendam
ya mari kita mulai membalas dendam kita karna di permalukan seperti ini