"Gue mau ngomong sesuatu kak"
"hm?, apa?"
"temen gue namanya Tata, dia suka sama lo"
dia hanya tersenyum
Dari kejadian itu kami pun jadi dekat, dia sering tersenyum kepadaku, menyapaku duluan, dan melirikku secara diam-diam
aku pikir semua hal yang dilakukannya adalah bentuk rasa sukanya aku pikir dia juga suka sama aku, tapi ternyata aku salah dia hanya menperalat aku agar bisa dekat dengan temanku~
Haiii ini kisah nyata yang aku alamin sendiri, aku di kasih harapan dan dengan bodohnya aku percaya, dia menyuruhku untuk menunggunya sampai 5 tahun lamanya, dan dengan bodohnya aku menunggu sampai pada akhirnya aku disia-siakan.
Mengenai pertemuanku dengan anak baru itu sungguh tidak akan berbuntut panjang jika aku lebih dulu mengakhiri semuanya. Mungkin aneh jika kubilang ini sudah tujuh tahun semenjak hari itu. Tetapi, apa boleh dikata kalau memang sudah terlanjur hingga sekarang. Mungkin salahku terlalu melibatkan perasaan pada hal-hal kecil, tetapi semenjak itu pula aku menggores luka sendiri. Kepergiannya menuai perdebatan antara diriku dengan perasaan yang entah kapan berakhir. Ini semua sungguh kesalahan sehingga aku tak berani menatap lebih lama dari sekali ia memalingkan pandangan ketika kami harus bertemu secara tidak sengaja.
Aku masih takut, tolong bantu aku menjelaskannya padamu.