Hujan yang turun sore itu membawa seorang wanita berteduh di bawah lembayung payung merah yang warnanya merekah bak kelopak mawar. Tangannya mengadah, merasakan tetes demi tetes air hujan yang turun. Suara bising gesekan roda kereta yang melintas dengan rel terdengar nyaring. Ia menunggu, sama seperti seorang pria di atas sepedanya, bersama alunan lagu yang menyelimuti dingin sore kala itu. Kenangan itu terpintas, kenangan sama yang membawa mereka kembali. Bahkan saat ini, payungnya masih sama, hanya wajah penuh luka lebam dan tanpa sepeda yang ia lihat di sebrang perlintasan sana.
"Lu bakalan pergi lagi bukan?" tanya gadis itu getir, matanya berlinang.
Pria itu menarik sudut bibirnya, tersenyum. "Lu bakal nunggu gue lagi 'kan?"
"Seberapa berarti gue di hidup lu?"
"Lu? persis kayak ketergantungan lu sama payung merah itu," jawabnya lugas.
Hayi menggeleng, ada yang salah. Mengetahui itu Hanbin memperkikis jarak, mengenggam lembut jari jemari wanita di hadapannya. "Persis kayak bumi yang muterin matahari, atau bulan yang muterin bumi, gue bakal kayak gitu. Kemanapun gue melangkah, lu tetep jadi tempat terakhir gue buat pulang."
"....Hayi-ah, Saranghae."
Air matanya begitu saja turun dengan lancang, ia menabrakan tubuhnya pada dada bidang milik Hanbin, tangisnya menjadi kencang, berulang kali ia memukuli pria tersebut tapi reaksi kebungkaman yang Hanbin berikan.
"Kenapa? kenapa gue harus butuh waktu lama cuma buat denger lu ngomong begitu Bin? Kenapa?"
Hanbin tersenyum, mencium lembut pucuk kepala milik wanita yang amat ia cintai. "Lancang, waktu itu tangan gue terlalu kotor buat genggam mutiara kayak lu,"
"...Hayi? maaf dan terimakasih."
⚠️WARNING. THIS BOOK CONSIDERED FOR 19+. PLEASE BE WISE!
_____
Blurb :
Gabriella Aphrodite Ciero, Orang-orang terdekatnya sering memanggilnya Gabbie. Selain suka memasak dan kucing, gadis itu juga suka memperhatikan sahabat Kakaknya, Ares Lucian Mateo. Gabbie tidak pernah tidak terpesona melihat ketampanan dan kharisma pria itu. Sayangnya, Ares tidak begitu memperhatikannya dan hanya menganggap Gabbie sebagai adik dari sahabatnya.
Namun, satu malam merubah segalanya...