Aurora Elysia Moreau, seorang mahasiswi Sastra Universitas Indonesia, adalah novelis muda yang tengah berjuang menulis karya keempatnya, Eiffel's Last Song. Di balik pujian dan ketenaran, Aurora menyimpan kegelisahan mendalam: makna cinta sejati yang tak pernah ia temukan, serta tekanan tak henti untuk tetap produktif. Dalam kebuntuan kreatifnya, ia menemukan pelarian di café Petite Harmonie-tempat segalanya berubah saat ia bertemu Leonel Adrien Castello.
Leonel adalah seorang pianis berbakat dengan mata abu-abu tajam dan melodi yang menggugah jiwa. Setiap nada yang ia mainkan, termasuk komposisi khasnya, Elysian Reverie, perlahan membuka hati Aurora pada dunia di luar kata-kata. Hubungan mereka yang diawali dengan obrolan ringan berubah menjadi ikatan mendalam, saat mereka berbagi cerita tentang mimpi, kehilangan, dan ketakutan yang mengintai di balik senyum masing-masing. Namun, perjalanan mereka bukan tanpa rintangan.
Di tengah kebahagiaan yang rapuh, Aurora dan Leonel menciptakan sesuatu yang abadi. Melodi terakhir Leonel dan novel Eiffel's Last Song menjadi karya penuh cinta yang tak selesai di dunia nyata, tetapi hidup di hati mereka berdua.
Dengan narasi penuh makna dan melodi yang menyentuh, Elysian Reverie adalah kisah tentang menemukan harapan di tengah kehilangan, dan bagaimana akhir yang tak terelakkan justru melahirkan awal yang baru.