PROLOG
ku jejaki pelataran kampus yang dulunya sama sekali tak pernah terbayangkan aku dapat kuliah di fakultas ini, mungkin ini salah satu jalan yang terbaik yang Allah tunjukkan buatku :)
tak terasa hampir 2 tahun aku menempuh kuliahku disini banyak suka duka yang aku rasakan, thanks god you know what i need but didn't i want
oh ya hampir lupa, kenalin aku Syafira Zahra Ramadhani seorang cewek yang kata teman-teman bukan, mahasiswi semester 4 yang suka online, its jangan salah aku online hanya untuk sekedar menyapa penggemarku dan meneruskan cerbung abal-abalku *hihihi narsis banget ya*
"ra, kamu kok tumben dateng pagi habis makan apaan?" celetuk teman sekelas sekaligus sohibku saat aku memasuki ruang kelas
"kamprettt, dateng siang salah dteng pagi salah juga, mampus aja dah" jawab aku spontan
"ra.. ra, jenis kelamin boleh aja cewek dan terus berhijab syar'i tapi kelakuan sama cara ngomong tetep aja kayak preman."sahut Yuli yang duduk disebelah Anna
"bodo amat, kan be your self, hehe" sambungku santai
"ngeles aja kayak angkutan umum." sahut Santi
"bentar... bukan yang seharusnya bajai ya, kok malah jadi angkot emang udah ganti sejak kapan?" tanya Caca polos tapi gak sepolos wajahnya, hihihi piss ca
"Caacccaaaaaaaaaa...." seru kami 7 bersamaan
"caca loh ya mesti -,-"jawab laila
"loh emang ada yang salah, kan aku tanya serius" tanya caca lagi
"au ah ca, gelap. pucing pala barbie ni" jawab Citra
"sudah rek sudah, kasian caca tau" Ummi
begitulah rutinitas kami di kampus setiap bertemu selalu saja ada yang dibicarakan dan tersangka utamanya pasti si Zahra wkwk :D *bukan aku*
*lah emang napa kamu sapa?*
*namaku Zahra, kenapa?*
*berartI loo Pe'A*
*oh ya ya, wkWK maap khilaf* *ngomong sama kaca*
.
.
.
.
.
.
.
.
Kenapa denganku apa arti semua ini, kenapa saat aku dekat dengannya merasa nyaman dan tenang, waduh gatwats, gak ra lo gak boleh ngerasainnya loo kan janji gak mau ngelakuin itu lagi, Bundaaaaa tolong anakmu, anakmu sedang galau tingkat internasional :( huaa
TBC
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.