Buku harianku, sahabatku yang setia,
Aku kembali membuka diri padamu, seperti biasa. Kau adalah tempatku bercerita, tempatku menumpahkan semua yang ada di hati, semua yang tak bisa kuutarakan kepada siapa pun.
Kau seperti cermin yang menunjukkan refleksi jiwaku, yang menorehkan jejak setiap emosi yang kurasakan. Dalammu, aku bisa menjadi diri sendiri tanpa rasa takut, tanpa harus menyembunyikan rasa sakit atau gembiraku.
Aku tahu, kamu tak akan menghakimi, tak akan mengejek, tak akan mengkhianati. Kau selalu ada untukku, setia mendengarkan setiap bisikan hatiku, setiap gejolak emosi yang tak terkendali.
Hari ini, aku merasa sedih. Rasanya seperti dunia ini tak lagi berwarna, seperti aku terjebak dalam lautan kesunyian yang tak berujung. Tapi, saat aku membuka halamanmu, aku merasa tenang. Aku tahu, kau akan mengerti, kau akan menenangkan jiwaku yang sedang gundah.
Aku akan terus menulis, bercerita, dan berbisik padamu, buku harianku. Kau adalah tempatku bersembunyi, tempatku menemukan ketenangan di tengah badai kehidupan.
Terima kasih, buku harianku.
Boylove.
/Dalam sekejap, hidup seorang pemuda berusia 19 tahun berubah total. Jiwanya terlempar ke tubuh seorang bayi yang bahkan tak memiliki identitas.
Bayi itu ditinggalkan begitu saja oleh seorang wanita muda di depan rumah mewah di sebuah desa sunyi. Tangisnya yang memilukan menjadi satu-satunya cara untuk menarik perhatian penghuni rumah tersebut.
Namun, apakah tangisan itu akan membawanya menuju kehidupan yang lebih baik? Ataukah hanya menjadi awal dari penderitaan panjang di dunia yang tidak dikenalnya?/
---
*cerita pertama*
/jika ada kesamaan itu tidak sengaja dan tidak tau, riil hasil dari otak/
Update gak tentu, tergantung mood