
Dannia mencari cara untuk bisa mengubah peruntungannya dalam cinta. Pernah jatuh, terluka dan biru lebam oleh luka, mencari penawar untuk harapannya yang sekarat adalah satu-satunya alasan untuk dia tetap bertahan. Darrendra mempunyai banyak pilihan untuk memilih siapa saja yang dia mau untuk bermain dalam cinta. Terlalu banyak pilihan, sampai dia tidak tertarik lagi dengan urusan seperti ini. Di sebuah kedai kopi sederhana, mereka dipertemukan. Jika Dannia berpikir Darrendra adalah harapan terakhirnya, bagaimana jika lelaki itu justru hanya ingin sendirian selamanya? • • • "Local Coffee? Gue sebenarnya udah lama banget suka tempat ini, tapi duduk di sini bareng lo kayaknya bakalan bikin gue makin suka." Dannia mentap dengan mata berbinar. Darrendra tersenyum tipis, menatap ke arah lain. "Gue suka disini karena kopinya enak. Nggak peduli mau datang bareng siapa, bahkan kalau harus datang sendiripun nggak masalah. Karena gue cuma suka kopinya." "Tapi gue suka kalau harus datang ke sini bareng lo, Ren. Nggak apa-apa, kan?" "Ya nggak apa-apa, gue cuma suka aja ngopi di sini. Selebihnya bukan urusan gue lagi."All Rights Reserved
1 part