[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ]
Zalwa dan juga Zara. Mereka berdua adalah sepasang sahabat. Dari kecil, mereka selalu bermain bersama. Bahkan sampai sekarang hubungan persahabatan itu masih tetap erat.
*****
"Maksudnya, apa?"
"Zalwa, bilang ke aku. Kalo ini semua itu bohong! Kamu ga mungkin ngelakuin ini kan?" Zara mengacak ngacak rambutnya frustasi. Air matanya tak henti hentinya jatuh, ia merasa marah, kesal, dan sedih. Rasanya ia sulit untuk mempercayai apa yang telah ia ketahui sekarang.
"Zara, dengerin gue dulu. Lo udah salah paham." Zalwa mencoba untuk menenangkan Zara, gadis itu mendekat. Hendak memeluk Zara, namun dengan cepat. Zara mundur, tatapannya tajam.
"Aku ga salah paham, ini semua bener. Dan ada buktinya, bahkan aku liat sendiri pake mata kepala aku."
"Sebelumnya aku gamau bilang kayak gini, tapi.. kamu.. Kamu jahat!"
"Mulai sekarang. Kita bukan sahabat."
Setelah mengatakan itu Zara pergi, berlari. Meninggalkan mereka semua disana. "Zara!" Kaira berteriak, "Zalwa.." Alendra datang. Menghampiri Zalwa yang sedari tadi diam, apa apa yang Zara katakan tadi? Dia bilang mereka bukan sahabat lagi, apa dia kira ini lelucon?!
"Zara.. Kenapa.. Dengan mudahnya lo bilang kalo sekarang kita bukan sahabat? Kenapa?! Kenapa Zara?!" Zalwa berteriak, bersamaan dengan itu air matanya jatuh membasahi ke dua pipinya. Sakit ? Jangan di tanya lagi.
Alendra, segera memeluk Zalwa. Ia mencoba untuk menenangkannya, "Zalwa.. Udah, jangan nangis lagi." Katanya. Sembari mengusap punggung Zalwa.
"Zara, lo udah salah paham zar!" ucap Zalwa dalam tangisannya. Hari ini adalah hari yang tidak ia nantikan, jika dia bisa mempercepat waktu. Mungkin dia ingin melewati hari ini, hari dimana Zara memutuskan hubungan persahabatan mereka.
ohya, penulis nya ada 2 yyya! and jangan lupa buat vote ya pembacaku tercintah!
Zenna Story
Bertepuk sebelah tangan memang sakit, tapi apa lah daya ku jika dia memang bukan ditakdirkan untukku.
Percuma saja jika dia hadir hanya untuk singgah bukan menetap. Aku bukan tempatnya pulang dan aku bukan rumahnya.
****
"Tolong kasih aku kesempatan buat menebus semuanya selama ini" Ujarnya ditengah derasnya hujan. Gadis itu tak menjawabnya, ia tetap diam sambil menunduk.
"Tolong jangan diam aja, jawab aku!" Ujarnya lagi.
"Aku gak bisa, aku udah mati rasa!" Balasnya masih dengan menundukkan kepalanya. Air mata yang menetes tersamarkan oleh tetesan air hujan yang deras.
"Jangan bilang gitu, aku bakal nungguin kamu sampai kapanpun itu!"
"AKU UDAH MATI RASA ZEE! JANGAN GANGGU HIDUP AKU LAGI!" Sentaknya, dengan air mata yang membanjiri pipinya.
"Nggak, kita bisa perbaiki hubungan kita pelan-pelan Sheina!
"Maaf, kehadiran kamu dihidupku selama ini cukup menyakitkan buat aku Ze!
"Jauhi aku, jangan ganggu aku lagi, aku pamit pergi!"
"Hikss.. hiks.. hikss.." kakinya ambruk begitu saja ia sudah lemas, tidak tahu harus melakukan apa lagi.
Gadis yang selama ini mengaguminya diam-diam kini telah pergi meninggalkannya. Satu kesalahan berujung fatal, ia tidak pernah menyadari ada seseorang yang begitu tulus mencintai dan menyayanginya, namun selalu ia sia-siakan dan tak pernah ia perhatikan. Hingga saat ia menyadari perasaannya, ternyata gadis ini malah sudah tidak memiliki rasa untuknya. Sakit.
****
~ Jika memang memendam rasa kepadamu begitu sulit dan menyakitkan, tapi mengapa hatiku enggan tuk menyerah saat ini ~
****
Teman-temannya bisa mulai membaca lagi ya, Kelanjutan dari kisah Sheino sudah up kembali yang pasti akan semakin seru cerita kedepannya.
Up setiap hari Kamis ya!
Ada perubahan judul ya gais!
Jangan lupa follow akun ini dan Share cerita ini!