Tidak semua anak beruntung di dalam keluarga. Ada seorang anak yang nampaknya bahagia dan ceria, namun hatinya penuh dengan goresan luka.
"Jadi anak perempuan pertama itu sulit ya?."
Begitulah ucapan Abidah Kiran Jannah, anak perempuan pertama yang banting tulang harus menghidupi ibu dan kedua adiknya. Sering kali gadis itu mendapatkan siksaan batin, namun ia hanya tersenyum. Bahkan untuk membalasnya saja ia rasa tidak perlu. Hidup bertahun-tahun penuh dengan goresan luka bahkan lebih sakit dari pada makian dan cemoohan orang' sekitar.
"Cintai lukamu, agar tidak terlalu sakit."
"Sabar bia... Orang sabar di sayang allah. Orang yang disayangi allah maka akan duluan di panggil allah."
***
Deg!
"A-apa?."
"Iya Abidah, kamu memiliki tumor otak ganas, jika tidak menjalankan terapi tumor itu seiring berjalannya waktu akan menjadi kanker yang sangat berbahaya."jelas dokter Amerta.
Abidah duduk diam dengan lemas.
"Huh, saya ada obat untuk mencegah penyebaran agar tidak terlalu cepat. Ingat ini hanya pencegahan Abidah, kamu harus sering kontrol."ucap dokter Amerta.
Abidah hanya mengangguk. Bukankah ia harusnya bahagia?, tapi ia kasihan melihat adik adiknya?.