vihasya sayang ku, jika saya bahkan belum sempat menyelam mencari ingatan itu dan mati lebih dulu tolong jangan lah kamu bersedih cantik" ucap agasta lembut. jauh mata dengan manik hitam legam itu memandangi luas nya lautan terbentang di hadapan mareka, dalam lubuk hati terdalam agasta ingin berlayar berdua bersama vihasya nya, tetapi mengingat sebuah alasan yang memundurkan kecintaan nya untuk berlayar mengarungi luasnya samudra. agasta melanjutkan lagi ucapannya " hidup lah dengan senormal mungkin sayang, jangan pikirkan saya karena saya mungkin sedang dalam perjalanan menuju nirwana tuhan" ucap nya "gasta yang manis, jikalau seperti itu lebih baik kita menyelam berdua saja" jawab enteng vihasya "tapi sayang, kamu bahkan tak terlalu pandai berenang bagaimana jika kita tenggelam?" jawab agasta lalu tangan nya terulur untuk mengambil mangga di piring dekat vihasya berbaring. "tak apa gasta, biarkan kita tenggelam berdua seraya berpelukan di antara ombak yang mengaum dan menekan tubuh kita sampai ke dasar yang paling dalam dan berjalan bersama menuju tuhan"jawab vihasya membuat agasta menghela nafas berat. "tetapi vihasya, jika lautan hanya memanggil ku pulang seorang diri menuju tuhan, vihasya kamu harus tetap hidup menunggu lah dengan benar benar sampai tuhan menetapkan batas waktu mu untuk berpijak pada tanah selesai dan tubuh mu memang siap di timbun tanah vihaska sayang" -agasta nirwana karyahwanaAll Rights Reserved
1 part