ONE DAY WHEN RAINED IN BRAGA
  • Reads 20
  • Votes 5
  • Parts 6
  • Reads 20
  • Votes 5
  • Parts 6
Ongoing, First published Jan 14
---

Setelah lima tahun meninggalkan Bandung, Dina kembali ke kota itu dengan hati yang masih penuh tanda tanya. Ia tak pernah benar-benar mengerti alasan Bara, pria yang pernah menjadi dunianya, pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata. 

Tapi hidup terus berjalan, dan Dina berusaha meyakinkan dirinya bahwa luka itu sudah sembuh, hingga sebuah pertemuan di Jalan Braga menghancurkan semua benteng yang ia bangun.

Bara, pria yang dulu ia cintai, kini berdiri di hadapannya, dengan tatapan penuh kerinduan dan sesuatu yang tak terucapkan. Pertemuan mereka di tengah hujan membawa keduanya kembali ke kenangan lama-café kecil, buku-buku yang mereka baca bersama, dan janji-janji yang tak pernah ditepati.

Namun, di balik senyumnya, Bara menyimpan rahasia besar yang menjadi alasan perpisahan mereka lima tahun lalu. Ketika kebenaran perlahan terungkap, Dina harus memilih: apakah ia akan memaafkan Bara dan memberi mereka kesempatan kedua, atau meninggalkan cinta yang selama ini masih ia genggam? 

Di bawah hujan Braga yang tak pernah berubah, keduanya menghadapi kenyataan pahit bahwa terkadang cinta tidak cukup untuk menyembuhkan luka lama.

---
All Rights Reserved
Sign up to add ONE DAY WHEN RAINED IN BRAGA to your library and receive updates
or
#40dina
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
MAHESA cover
My Dangerous Junior cover
Kaesar cover
I'm the Protagonist cover
THEORUZ cover
AV cover
I'm Alexa cover
FIX YOU cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover

MAHESA

51 parts Ongoing

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan