Story cover for I Don't Hate You Rylan  by Genie_Ounnie
I Don't Hate You Rylan
  • WpView
    Reads 50
  • WpVote
    Votes 10
  • WpPart
    Parts 10
  • WpView
    Reads 50
  • WpVote
    Votes 10
  • WpPart
    Parts 10
Ongoing, First published Jan 15
Seorang laki-laki menjulang mengenakan pakaian tebal serba hitam dengan balutan shal coklat muda pada leher nya, ia menyodorkan payung biru kebesaran miliknya pada seorang laki-laki bertubuh tegap nan mungil tengah menadah salju yang turun dengan kedua telapak tangan nya. 

Laki-laki mungil itu mendongak menatap pria menjulang di hadapan nya, rela menyodorkan payung untuknya di malam yang bersalju ini dan membiarkan sebagaian tubuhnya sendiri tak terkena payung.

"Rylan!" Ucap sang pria menjulang itu.

Manik cantik seperti rembulan malam milik Rylan naik menatap lekat manik kelam nan jelaga sang orang di hadapan nya. Buliran bening keluar tanpa permisi hingga Turun membanjiri pipi nya, isakan tangis yang tadinya ia tahan luntur seketika begitu melihat orang dihadapan nya.

"Hiks... Hiks... Yohan! Kau membenciku?" Pertanyaan itulah yang lolos begitu saja dari mulut Rylan.

Yohan lantas menggeleng pelan, ia mendekat satu langkah meraih dagu Rylan kemudian berujar dengan lembut. 
"I Don't Hate you, Rylan! ,,, you're my reason to live!" Ia meraih Rylan membawa nya kedalam dekapan hangat lantas membiarkan Rylan tenggelam pada dada bidang nya.

"Hiks... Me too! You're my home, my life, my everything. My all and... You're my husband!" Perlahan Rylan membalas pelukan Yohan, membenamkan wajahnya pada dada bidang Yohan memilih untuk melepas kan tangisannya. Karena ia tahu, sekarang ia sudah pulang ke rumah yang tepat!

"I love you Yohan!" Ucapnya sebelum benar-benar memejamkan matanya.

Yohan tersenyum lantas mengecup puncak kepala Rylan kemudian makin mempererat pelukannya. "I love you more and forever Rylan!"
All Rights Reserved
Sign up to add I Don't Hate You Rylan to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Amor Eterno  by Sa_ra_da22_620Nakata
4 parts Complete
"Lo mau hubungan kita jadi kayak apa, Harlen?" Qila menghentakkan tangan pria itu, lalu menoleh cepat dengan sorot mata tajam. Suaranya bergetar-bukan karena takut, tapi karena menahan amarah yang sudah terlalu lama disimpan. "Aku... aku pengin hubungan kita jadi lebih serius," jawab Harlen pelan, nadanya seperti memohon. "Serius?" Qila tertawa miris. "Serius kayak gimana? Kayak lo yang tiba-tiba udah punya tunangan tanpa bilang apa-apa ke gue?" Harlen terdiam, tak sanggup membalas. "Atau lo mau gue jadi simpanan, gitu? Tapi sayangnya, Harlen, gue bukan cewek murahan kayak gitu," lanjut Qila sambil memutar bola matanya, malas sekali menatap wajah pria di hadapannya. "Bukan gitu maksud gue..." Harlen mencoba meraih tangan Qila lagi, tapi kali ini pun langsung ditepis. "Gue capek dengar omongan lo yang manis-manis tapi ujung-ujungnya nyakitin. Lo bilang pengin serius? Lo bilang pengin perkenalin gue ke orang tua lo? Please, Harlen. Udah telat." "Qila, tolong dengerin dulu..." "Cukup." Qila menarik napas dalam-dalam, menahan emosi yang hampir meledak. "Ini terakhir kalinya kita ketemu. Setelah ini, gak akan ada lagi 'kita'. Gak sengaja ketemu pun, gue harap itu gak akan pernah kejadian. Gue muak liat muka lo." Langkahnya cepat, pergi meninggalkan Harlen yang masih berdiri mematung di tempat. Tapi Harlen belum menyerah. "Qila! Tunggu, dengerin dulu!" Namun Qila tetap berjalan, masuk ke dalam taksi yang sudah menunggunya di pinggir jalan. "Jalan, Pak," ucapnya pada sopir. Taksi pun mulai melaju. Dari kaca belakang, bayangan Harlen terlihat masih mengejarnya, berteriak, memanggil namanya. "QILAAAA!" Tapi Qila tak menoleh. Tatapannya lurus ke depan, seolah tak ada apa pun di belakang yang layak dilihat kembali. Dalam hati, ia berbisik, Maaf, Harlen... tapi kali ini aku benar-benar udah gak sanggup.
One More Chance by SereinLaco02
22 parts Ongoing
"kenapa kalian menatapku seperti itu?" "seperti itu bagaimana?" tanya Heeseung dengan sebelah alis terangkat keatas. raut wajahnya memang terlihat tenang, namun siapa sangka sebuah senyum miring tercetak samar dibelah bibirnya. "jadi.. Hyung menyukai pelukanku?" tanya Jungwon yang kembali melangkah maju mendekati Jake yang sudah tersudut didinding. "a-apa? a-aku kan hanya-" "menyukai tatapanku?" potong Jay yang tentu saja membuat Jake menelan salivanya susah payah. "i-itu aku hanya mengatakan secara acak! iya acak, kalian kenapa sih?!" seru Jake cepat, bahkan nada suaranya terdengar melengking diakhir. "Hyung menyukai saat kami memanjakanmu bukan." ujar Niki, yang seketika membuat detak jantung Jake semakin menggila. "dan cemburu saat kami dekat dengan grup lain." tambah Sunoo. Jake mengangguk tanpa sadar, namun beberapa detik setelahnya menggeleng kuat. Sunghoon yang sejak tadi diam melangkah lebih dekat, lantas mengangkat dagu Jake hingga kepalanya terangkat guna menatap wajahnya. "kau menyukai kami?"" Jake menyingkirkan tangan Sunghoon dari dagunya lantas mendengus sebal. "tentu saja aku menyukai kalian! kalian kan kel-" "ok.. jawabanmu kami terima dan kedepannya kau hanya perlu diam dan menikmati." potong Sunghoon diakhiri dengan kecupan singkat dibibir Jake. yang mana perlakukan tersebut membuat nafas Jake terhenti sesaat dengan fikiran kosong. terlebih saat Heeseung, Jay, Jungwon, Sunoo dan Niki ikut andil mengecup bibir ranumnya secara bergantian. "BIBIRKU?!!!!" teriak Jake saat sadar dari keterkejutannya.
✓ Peri Kecil Bos Terlahir Kembali  by Rvbysky
70 parts Complete
Pengarang: Lin Shufang | 67 Bab Jenis: Melalui Kelahiran Kembali Setelah kecelakaan mobil, Su Yuzhi terlahir kembali. Dilahirkan kembali ke delapan tahun yang lalu, masa remajanya. Orang yang menyelamatkannya tetap dalam kecelakaan mobil selamanya. Setelah kelahiran kembali, Su Yuzhi akan memikirkan kalimat terakhirnya yang tak terkendali "Aku mencintaimu" di malam-malam panjang yang tak terhitung jumlahnya, sabar dan penuh kasih sayang. Jadi Su Yuzhi pindah ke sekolahnya, dan Xie Zheng baru berusia 18 tahun saat itu, dia bukan lagi presiden yang acuh tak acuh dan mendominasi, tetapi anak laki-laki malang yang tidak punya apa-apa. Xie Zheng memiliki kepribadian yang dingin dan kejam, dia tidak memiliki apa-apa, dan semua orang takut padanya. Tapi dia tidak takut padanya, ketika dia menatapnya diam-diam lagi dengan mata gelap itu, dia memilih untuk melihat ke arahnya kali ini, alis dan matanya melengkung, dan lesung pipit di satu sisi sedikit cekung. "Xie Zheng, bisakah kamu berhenti berkelahi?" Ekspresi acuh tak acuh anak laki-laki itu tiba-tiba membeku, matanya terkulai untuk menutupi paranoia dan sikap keras kepala di matanya, dan dia berkata dengan dingin, "Mengapa kamu peduli padaku?" Su Yuzhi membeku sesaat, lalu membungkuk dan mencium wajahnya dengan lembut, dan bertanya dengan lembut: "Apakah ini baik-baik saja?" Kemudian, ketika dia dipeluk erat-erat di pelukan Xie Zheng, Su Yuzhi menyadari bahwa dia telah merencanakannya sejak lama.
You may also like
Slide 1 of 8
Amor Eterno  cover
TETANGGA || Yangsun cover
One More Chance cover
I'm Hurt (Sehun - Jieun) (✔) cover
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover
Complete (END)  cover
Happiness || sunsun  cover
✓ Peri Kecil Bos Terlahir Kembali  cover

Amor Eterno

4 parts Complete

"Lo mau hubungan kita jadi kayak apa, Harlen?" Qila menghentakkan tangan pria itu, lalu menoleh cepat dengan sorot mata tajam. Suaranya bergetar-bukan karena takut, tapi karena menahan amarah yang sudah terlalu lama disimpan. "Aku... aku pengin hubungan kita jadi lebih serius," jawab Harlen pelan, nadanya seperti memohon. "Serius?" Qila tertawa miris. "Serius kayak gimana? Kayak lo yang tiba-tiba udah punya tunangan tanpa bilang apa-apa ke gue?" Harlen terdiam, tak sanggup membalas. "Atau lo mau gue jadi simpanan, gitu? Tapi sayangnya, Harlen, gue bukan cewek murahan kayak gitu," lanjut Qila sambil memutar bola matanya, malas sekali menatap wajah pria di hadapannya. "Bukan gitu maksud gue..." Harlen mencoba meraih tangan Qila lagi, tapi kali ini pun langsung ditepis. "Gue capek dengar omongan lo yang manis-manis tapi ujung-ujungnya nyakitin. Lo bilang pengin serius? Lo bilang pengin perkenalin gue ke orang tua lo? Please, Harlen. Udah telat." "Qila, tolong dengerin dulu..." "Cukup." Qila menarik napas dalam-dalam, menahan emosi yang hampir meledak. "Ini terakhir kalinya kita ketemu. Setelah ini, gak akan ada lagi 'kita'. Gak sengaja ketemu pun, gue harap itu gak akan pernah kejadian. Gue muak liat muka lo." Langkahnya cepat, pergi meninggalkan Harlen yang masih berdiri mematung di tempat. Tapi Harlen belum menyerah. "Qila! Tunggu, dengerin dulu!" Namun Qila tetap berjalan, masuk ke dalam taksi yang sudah menunggunya di pinggir jalan. "Jalan, Pak," ucapnya pada sopir. Taksi pun mulai melaju. Dari kaca belakang, bayangan Harlen terlihat masih mengejarnya, berteriak, memanggil namanya. "QILAAAA!" Tapi Qila tak menoleh. Tatapannya lurus ke depan, seolah tak ada apa pun di belakang yang layak dilihat kembali. Dalam hati, ia berbisik, Maaf, Harlen... tapi kali ini aku benar-benar udah gak sanggup.