Air mata di ujung tinta
  • Reads 245
  • Votes 72
  • Parts 8
  • Reads 245
  • Votes 72
  • Parts 8
Ongoing, First published Jan 15
1 new part
Dengan jantung yang berdetak tak karuang, Brian terus memeluk tubuh mungil putra bungsunya. Yang di lumuri
Oleh darah segar, yang  merembes berlomba lomba keluar dari sobekan di perut. 
Tanganya bergetar, menghalu darah merah  pekat yang terus keluar. 

Wajah putranya kian memucat 
Membuatnya  semakin kalang kabut.
All Rights Reserved
Sign up to add Air mata di ujung tinta to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
anthology; find you in my memory by ChimVicyo
3 parts Ongoing
❛di sini, kau akan kembali dibawa ke warsa dua ribu tiga belas, tentang konstelasi kenangan manis yang dahulu tak sengaja terlukis. //ON GOING: Mei 2023. ➤; zerobaseone lokal.↶ ⥥리키 셴 ft. you⥥ ❛❛ 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶? 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳-𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘪𝘳𝘪𝘱 𝘬𝘶𝘮𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘶 𝘢𝘯𝘵𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪. 𝘋𝘪𝘪𝘴𝘪 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢-𝘣𝘦𝘥𝘢, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨, 𝘵𝘢𝘬 𝘭𝘦𝘬𝘢𝘯𝘨, 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨. 𝘚𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢, 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶-𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢. 𝘋𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢, 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘔𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢? 𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘢𝘱𝘢 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢𝘮𝘶? 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘮𝘪𝘳𝘪𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘯𝘵𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘪𝘯𝘪? ❜❜
You may also like
Slide 1 of 9
MAHESA cover
Tujuh Bayangan Ditengah Malam cover
Homesick : Raza [TAMAT] cover
Special; Yang Jeongin [#Wattys2018] [Wattys longlist 2018] ✔ cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover
The Lost Brothers cover
AV cover
I'm the Protagonist cover
anthology; find you in my memory cover

MAHESA

51 parts Ongoing

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan