"Ketika Perasaan Tak Pernah Bertemu Titik Temu"
April, mahasiswa baru dengan impian besar, tak pernah menyangka bahwa rasa kagumnya pada Mada, seniornya yang karismatik, akan tumbuh menjadi cinta diam-diam. Lewat interaksi sederhana di live IG hingga pesan-pesan singkat di DM, April mulai merasakan kedekatan yang berbeda. Namun, Mada, dengan prinsipnya yang teguh, menegaskan bahwa cinta di antara mereka mustahil.
Di tengah rasa harap dan kenyataan yang menghancurkan, Mada justru menemukan kebahagiaan bersama orang lain. Sementara itu, April terjebak dalam perasaan yang tak berbalas, hingga akhirnya memilih jalan yang tak pernah diduga.
Bagaimana akhir kisah ini? Apakah prinsip benar-benar lebih kuat dari cinta? Dan apakah Mada menyadari sesuatu yang terlambat untuk diperbaiki?
Sebuah cerita tentang cinta, kehilangan, dan keputusan yang membawa luka mendalam.
_________________________________________
Makna Judul
"Di Ambang Senja" melambangkan momen transisi, di mana harapan dan kekecewaan bertemu, menggambarkan perjalanan emosi April dan Mada. Senja adalah simbol akhir dari hari, seperti perasaan yang berakhir tragis dalam cerita ini, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi mereka yang mengalaminya.
_________________________________________
Judul 2
"Di Ambang Senja, Cinta yang Tak Terucap"
Judul ini mengandung makna yang mendalam, mencerminkan perasaan yang tak terungkapkan, dan kesedihan yang datang di ujung waktu yang tak dapat kembali. "Di Ambang Senja" melambangkan saat-saat terakhir, sebuah momen ketika segala sesuatu berada di ujung kehampaan, sementara "Cinta yang Tak Terucap" mengungkapkan perasaan yang tertahan dan tak pernah sampai ke kata-kata, namun tetap berbekas dalam setiap langkah hidup. Dengan diksi ini, cerita tentang penantian dan penyesalan terasa begitu menyentuh dan tak terlupakan.
Semoga cover ini sesuai dengan visi cerita.
Seorang gadis manis mendapati dirinya terjebak di dalam dunia novel yang asing. Sebelumnya, ia sangat gemar membaca berbagai jenis novel, tetapi tak pernah terbayangkan bahwa suatu hari ia akan menjadi bagian dari cerita itu sendiri.
Semua bermula ketika ia meminum segelas susu, lalu tiba-tiba terbangun dalam tubuh seorang karakter novel yang bahkan tidak ia kenali. Apakah ia seorang protagonis, antagonis, atau sekadar figuran? Jika boleh memilih, ia lebih suka menjadi figuran, hidup tenang tanpa harus berurusan dengan tokoh utama.
Namun, seperti yang sering terjadi dalam kisah-kisah klise, bahkan seorang figuran pun bisa memainkan peran penting dalam alur cerita. Akankah ia berhasil menjalani kehidupan barunya tanpa terseret ke dalam pusaran konflik novel ini? Atau takdir memiliki rencana lain untuknya?
________________________________
⚠️Dilarang keras memplagiat cerita ini!!
Cerita ini merupakan hasil karya yang saya tulis sendiri. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau alur dengan karya lain, itu semata-mata kebetulan dan tidak disengaja. Saya juga berusaha menyajikan cerita dengan gaya dan sudut pandang yang unik tanpa menyalin atau meniru karya orang lain.
________________
SEBUAH CERITA SEDERHANA YANG DIBUAT RUMIT⏳