Story cover for BBS [7] | Alif Isya by Lis_author
BBS [7] | Alif Isya
  • WpView
    Reads 103
  • WpVote
    Votes 8
  • WpPart
    Parts 6
  • WpView
    Reads 103
  • WpVote
    Votes 8
  • WpPart
    Parts 6
Ongoing, First published Jan 18
"Aku memang mayoritas, tapi sekarang aku minoritas diantara mayoritas"

***

Kehidupan Isya berubah ketika ayah angkatnya meninggal dan Mama angkatnya membuat keputusan, dengan memindahkan sekolah Isya ke sekolah Swasta yayasan Kristen (BPK Penabur) dan itu membuat Isya harus beradaptasi dengan sekolah dan lingkungan barunya hingga tanpa ia sadari dirinya terjerumus terlalu, dalam hingga mengalami krisis indentitas.

Mendengar satu ceramah tentang toleransi membuat Isya sadar dan berusaha memperbaiki kesalahannya itu dan memperkuat iman dan taqwanya. Walaupun harus secara sembunyi_sembunyi.

Ini kisah tentang pencarian jati diri?
Persahabatan?
Dan juga toleransi?
All Rights Reserved
Sign up to add BBS [7] | Alif Isya to your library and receive updates
or
#614muslim
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Juan [REVISI] cover
Ingkar 🌿|| Ending  cover
LUMEN: Awal Perjalanan Takdir cover
[TAMAT] Hujan Dua Arah: The Rain Goes Two cover
PRIVATE MOVIE  [On Going] cover
Gadis Populer & bodyguardnya cover
Coretan Kisah cover
Perfect Hero cover
AKU BERBEDA cover

Juan [REVISI]

1 part Complete

Ini bukan kisah romansa dimana si pangeran sekolah jatuh cinta dengan primadona sekolah, bukan pula kisah si badboy yang jatuh cinta dengan seorang gadis polos, apalagi kisah si tukang bully yang jatuh cinta dengan korbannya. Sekali lagi ku ingatkan, ini bukanlah kisah romansa remaja masa kini. Kisah ini hanyalah perjalanan hidup seorang remaja dalam menjalani hidupnya. Ini kisah seorang remaja yang mencoba bertahan di tengah kerasnya dunia, dimana ketidakadilan benar-benar nyata. Cerita ini penuh dengan diskriminasi terhadap ia yang tidak 'sempurna'. Tentang mereka yang terjebak dalam nerakanya dunia. Tentang segala luka dan tangisan yang teredam. Tentang ketidakadilan yang ia rasa, sebab keadilan hanya milik mereka yang 'berpunya'. Kisahnya tidak berhenti di sana, sebab masih banyak luka yang akan ia rasa. Mereka yang ia harapkan dapat menyembuhkan luka, nyatanya hanyalah pemberi luka paling banyak. Ia hanya berharap hadirnya dapat diberi kasih, tapi bagaimana bisa jika hadirnya saja tak pernah diharapkan. Karena ia adalah hadir yang membawa luka. Jangan pikir bahwa ia tak pernah melawan, karena nyatanya, ia akan selalu melawan meski perlawanannya tak pernah membuahkan hasil. Sebab keadilan bukanlah miliknya. Memangnya apa yang bisa diharapkan di dunia ini? Jika memang masih ingin bertahan, maka jangan terlalu berharap kepada seseorang.