Di tengah keheningan dunia yang terasa semakin dingin, seorang jiwa yang rapuh memutuskan untuk menghadapi batas akhir kehidupannya. Dihantui oleh kehilangan, doa yang tak terbalas, dan janji-janji yang tak sempat ia tepati, ia melangkah menuju jurang keputusasaan dengan satu tujuan: menemukan kekasihnya yang telah pergi.
Namun, perjalanan itu tidak berhenti di saat tubuhnya menghantam tanah. Dalam ruang antara hidup dan mati, ia terseret ke dalam dimensi yang menguji batas jiwa dan keyakinannya. Dunia gelap yang penuh simbol dan teka-teki ini menjadi cerminan dari batinnya-penuh luka, rasa bersalah, dan cinta yang abadi. Di setiap langkahnya, ia harus menghadapi bayangan-bayangan masa lalu, suara-suara dari jiwa yang tersiksa, dan percikan harapan yang hampir padam.
Apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihnya? Apakah cinta yang ia perjuangkan mampu melampaui batas kehidupan? Ataukah ini hanyalah perjalanan untuk menghadapi dirinya sendiri, yang telah lama ia abaikan?
"Aku hanya ingin mencintaimu, bahkan jika itu berarti menyerahkan segalanya, termasuk diriku sendiri."
Novel yang ditulis oleh Zhienozain ini adalah kisah yang menyayat hati tentang cinta, kehilangan, dan perjalanan menuju rekonsiliasi dengan takdir. Dengan narasi penuh metafora, simbolisasi, puitis, melankolis, dan eksplorasi batin yang mendalam, pembaca diajak masuk ke dalam jiwa seorang manusia yang tersesat di labirin emosinya sendiri.