Reiano Febrian tak mau hidup di atas kematian ibunya. Namun, takdir malah menempatkan dirinya pada hal tersebut. Rumah yang seharusnya tempat pulang terbaik, menjadi tempat yang paling tak ingin ia datangi, tetapi harus ia tempati. Hidup segan, mati pun tak mau, sudah seperti slogan yang merekat pada diri Reiano. Sekarang hidupnya hanya ada dua jalur pilihan, yakni hidup dengan hukuman dari saudaranya atau mati dengan menyianyiakan pengorbanan ibunya.
Dari dua jalur kehidupan itu, manakah jalur yang akan Reiano pilih?
"Bukan aku yang salah, tetapi kesalahan itu adalah aku."