"Jejak Rindu di Bangku SMA

Ningning memulai hari pertama di semester terakhir SMA dengan perasaan campur aduk. Di tengah hiruk-pikuk suasana kelas baru, ia dihadapkan pada kenyataan bahwa ia kembali sekelas dengan Jay, cowok yang diam-diam telah mencuri perhatiannya sejak tahun pertama.

Sebagai sosok yang cenderung pemalu, Ningning merasa canggung setiap kali berada di dekat Jay. Namun, takdir seolah terus mempertemukan mereka. Momen-momen kecil seperti percakapan singkat, bantuan di perpustakaan, hingga tawaran pulang bersama mulai membuka celah bagi hubungan mereka untuk berkembang.

Melalui interaksi sederhana tapi bermakna, Ningning mulai melihat sisi lain Jay-yang hangat, tulus, dan penuh perhatian. Meski rasa gugup kerap menghantui, ia tak bisa mengabaikan getaran yang muncul setiap kali mereka bersama. Dengan dukungan sahabatnya, Winter, Ningning perlahan dihadapkan pada pilihan: tetap memendam perasaannya atau memberanikan diri melangkah mendekati Jay.

Cerita ini menggambarkan dinamika masa SMA yang penuh emosi, harapan, dan keraguan, sekaligus membuktikan bahwa langkah kecil dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang.