Di sebuah dunia yang tak pernah mengenal hiruk-pikuk hubungan saudara, Arkano dilahirkan sebagai satu-satunya pewaris kasih sayang orang tua. Tidak ada kata "kakak," tidak ada "adik," dan tidak ada "saudara kembar."
Di kota Surabaya, Arkano tumbuh dengan perhatian penuh, tetapi juga dengan beban ekspektasi yang berat. Tak ada tempat untuk membagi kebahagiaan sederhana seperti berbagi mainan, atau untuk berselisih tentang hal-hal kecil seperti siapa yang akan mendapatkan potongan terakhir kue. Tak ada juga tempat untuk keluh kesah kesedihan yang ia bagi.
Namun, di balik kehidupan Arkano yang tampak sempurna, mulai muncul celah. Ia sering merasa terasing, seolah-olah ada sesuatu yang hilang dari hidupnya, sesuatu yang bahkan mereka tidak tahu bagaimana menyebutnya. Setalah memasuki SMA Arkano mengetahui kebenaran tentang dirinya, lantas hal apa yang akan dilakukan Arkano dalam melewati hidupnya? Akankah Arkano sanggup melewati semua itu sendiri?