LOKAKALA

Butik Batik Kencana Indah.

Itu adalah nama butik yang baru saja ia buka di Kota Jakarta. Raden Ajeng Lembayung Pramodawardhani, seorang wanita keturunan Ningrat asal Kota Yogyakarta yang sudah berhasil dengan usaha kain batiknya. Semua jenis batik selalu ia usahakan lengkap tanpa terkecuali.

Tapi, kesenangan Lembayung hanyalah sementara. Semenjak dibuka butik batik miliknya, Lembayung selalu kedatangan pelanggan pria yang mencari kain batik motif sulur kembang seruni yang selalu datang di setiap senja. Mendengarnya motif batiknya saja, Lembayung tidak pernah. Sudah beberapa kali Lembayung menolak pria itu dengan cara baik-baik, tetap saja pria itu selalu datang setiap tiga hari sekali dengan mencari kain batik motif yang sama.

Wajah pria itu selalu sedih setiap Lembayung mengatakan bahwa ia tidak menyediakan kain batik yang dimaksudnya. Aneh.

Tapi siapa sangka, hal yang ia anggap aneh bukanlah sesuatu kebetulan. Benang merah sudah terjalin diantara mereka dari beratus-ratus tahun yang lalu saat Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda Galuh masih berdiri kokoh di tanah Nusantara. Larangan pasca Perang Bubat, harus melibatkan perasaan seorang pria yang kelak saat naik tahta bernama "Mahaprabu Niskala Wastu Kencana", seorang Mahaprabu dari Kerajaan Sunda Galuh, satu-satunya keturunan Prabu Linggabuana yang masih tersisa.

Lembayung baru menyadari semua ini saat ia merasa jiwanya kembali ke zaman Majapahit. Bagaimana Lembayung harus bertahan hidup di dalam raga barunya yang ternyata merupakan Keponakan Hayam Wuruk, Maharaja Kerajaan Majapahit?