Kost Pak Yo adalah sebuah bangunan sederhana yang penuh cerita. Dengan 8 kamar yang berjajar rapi, tujuh di antaranya sudah ditempati oleh para penghuni yang, meski disebut manusia, lebih mirip kawanan badut sirkus. Mereka sering kali menjadi sumber hiburan-dan sakit kepala-bagi Pak Yo.
Mulai dari suara gitar sumbang yang dimainkan tengah malam, aroma eksperimen masakan gosong dari dapur, hingga diskusi hangat yang lebih mirip debat presidensial di ruang tengah, semuanya menjadikan kost ini penuh warna.
Namun, meski sering terlihat memijat pelipisnya sambil menghela napas panjang, di lubuk hati Pak Yo sebenarnya menyimpan rasa sayang kepada "anak-anak reognya." Baginya, setiap ulah mereka adalah bumbu penyedap kehidupan yang tak tergantikan-meskipun kadang rasanya terlalu pedas.
Tetapi, satu hal yang selalu menjadi misteri di Kost Pak Yo: kamar ke-8 yang kosong. Bukan karena tak ada yang mau menyewa, tapi karena setiap kali ada yang mencoba, mereka pergi dengan alasan yang tak pernah jelas. Pak Yo hanya mengangguk bijak setiap kali topik ini muncul, seolah tahu sesuatu yang tidak dia ceritakan.
Dan begitulah Kost Pak Yo, tempat di mana kehidupan, drama, dan tawa berbaur menjadi satu. Kalau kamu mau masuk ke dalam cerita ini, hati-hati saja dengan kamar ke-8 itu, ya. Siapa tahu... ada yang sedang menunggumu di sana.
Katakan padaku bagaimana caranya meraihmu di posisi terendahku saat ini. katakan padaku bagaimana cara menunjukkan pada dunia bahwa aku ingin memilikimu meski aku tahu aku tak sebanding denganmu.
Rakhasya Bhumi Ghantara
Bukan aku yang memilihmu, tapi Tuhanku. Bukan aku yang menginginkanmu, tetapi hatiku. Bukan pula aku yang mencarimu, melainkan cintaku.
Fatmala Zitrya