Di sebuah kota penuh cerita dan kenangan, Jogja, Praya dan Satriya memulai perjalanan mereka sebagai pasangan muda hasil perjodohan. Hubungan mereka diawali dengan keasingan dan kecanggungan, seperti dua orang asing yang dipaksa berbagi jalan. Praya, sosok perempuan mandiri dengan mimpi besar, dan Satriya, pria tenang dengan semangat yang tersembunyi, merasa hubungan ini hanyalah formalitas tanpa banyak harapan.
Namun, seiring waktu, Jogja menjadi saksi bisu kebersamaan mereka. Dari sore di sudut Malioboro hingga malam di bawah temaram lampu Alun-Alun Kidul, kebersamaan yang terbangun perlahan membawa mereka pada pemahaman baru tentang cinta. Di tengah suasana Jogja yang magis, dengan kehangatan tradisi dan cerita-cerita lama yang membaur dalam setiap langkah, hati mereka mulai terikat satu sama lain.
Apa yang dimulai sebagai kewajiban bertransformasi menjadi perasaan tulus yang tumbuh tanpa disadari. Di kota ini, Praya dan Satriya belajar bahwa cinta bukan hanya soal awal yang sempurna, tetapi tentang perjalanan dan kemauan untuk saling memahami. Jogja, dengan segala romantismenya, menjadi tempat di mana dua hati yang dipertemukan oleh perjodohan akhirnya menemukan cinta yang sesungguhnya.
Sebuah pernikahan yang menyiksa bagi Kia, ia harus menikahi pria paling mengerikan yang pernah ia jumpai. Marco benar-benar pria yang tidak ada belas kasihan, dia bisa membunuh istrinya sendiri demi keinginannya sendiri, hal yang paling menyakitkan adalah saat Marco melempar tubuhnya dari lantai tiga dan yang membuat Kia tidak bisa berpikir dengan jernih adalah saat ia terbangun kembali setahun sebelum kejadian mengerikan itu.