Aku, seorang introvert yang selalu nyaman berada dalam dunianya sendiri, tak pernah menyangka bahwa masa orientasi di SMA akan menjadi awal dari sebuah perjalanan emosional yang mengubah segalanya. Di tengah keramaian yang mencekam dan hiruk-pikuk siswa baru, muncul Baskara. Seorang cowok dengan aura percaya diri yang begitu mencolok. Dia seperti matahari yang mampu memecah kabut dalam hariku, membawa warna dan kehangatan yang sebelumnya tak pernah kurasakan.
Pertemuan pertama kami begitu sederhana, nyaris tak berarti, namun entah bagaimana, itu menjadi awal dari banyak momen yang tak terduga. Dari obrolan kecil yang tampak biasa hingga percakapan panjang yang begitu mendalam, Baskara perlahan menarikku keluar dari zona nyaman yang selama ini kujadikan benteng. Dia menghadirkan dunia baru yang penuh kejutan, dan tanpa kusadari, aku mulai mempertanyakan perasaan yang tumbuh di antara kami.
Apakah ini hanya awal dari sebuah persahabatan? Ataukah sesuatu yang lebih dalam sedang berkembang, sesuatu yang membuatku takut sekaligus penasaran? Dalam perjalanan ini, aku tak hanya belajar memahami orang lain, tetapi juga mulai mengenali hatiku sendiri. Di tengah keriuhan masa remaja yang penuh dinamika, aku menemukan bahwa cinta, persahabatan, dan keberanian untuk berubah sering kali datang dari arah yang tak terduga.
Ini adalah kisahku tentang mencari jati diri, tentang meruntuhkan tembok yang kita bangun untuk melindungi hati, dan tentang keberanian untuk membuka diri pada dunia yang lebih luas. Karena terkadang, seseorang yang tak pernah kita duga bisa menjadi alasan kita melihat hidup dengan cara yang sama sekali berbeda.