Amira berusaha menguatkan dirinya untuk masuk ke dalam hotel tempat dimana dia mencurigai suaminya ada disana. Dia dengan langkah pelan menuju meja resepsionis dan menanyakan dimana kamar suaminya. Dia berdalih mereka akan menginap disini namun sayangnya suaminya tidak bisa dihubungi mungkin karena dia tertidur. Amira mendapatkan informasi kamar dan dia segera beranjak kesana. Dugaan Amira benar, dia menemukan suaminya sedang memadu kasih dengan seorang wanita yang tidak Amira kenal. Kemarahan Amira memuncak, selama ini dia sudah bersabar dengan kelakuan suaminya yang malas bekerja. Dia juga sabar menampung kedua mertuanya untuk tingga bersama di rumah yang dibelikan oleh ayahnya. Namun sekarang apa balasannya? Dimas, suami Amira malah dengan tega mengkhianati pernikahan mereka hanya karena Amira belum bisa menghadiahkan seorang anak di pernikan mereka. Dimas terang-terangan membela wanita itu di hadapan Amira membuat Amira tak segan untuk menamparnya dengan keras. Setelah puas menampar pipi suaminya hingga memerah, Amira keluar dari kamar itu dan terduduk lemas di lobby hotel. Dia tak kuasa menahan tangisnya akibat sakit hatinya melihat kelakuan Dimas yang dengan tega berselingkuh di depannya. Amira memutuskan untuk kembali ke Desa Wanakerta, tempat kedua orang tuanya tinggal untuk menyembuhkan hatinya. Disana Amira bertemu dengan Tama, seorang duda cerai mati yang memiliki anak berusia 7 tahun. Tama dari masa remaja sudah mencintai Amira. Mendengar Amira kembali, membuat rasa itu kembali hadir di hati Tama. Sanggupkah Tama menakhlukkan hati Amira yang masih trauma dengan pernikahan? Bagaimana jika Dimas kembali menemui Amira dan mengajak Amira untuk rujuk setelah dia berpisah dengan selingkuhannya? Dan apakah Amira bisa sembuh dari patah hatinya?All Rights Reserved
1 part