Di tengah gemuruh kenangan yang tak pernah benar-benar pudar, Arslan Ivander menjalani hidupnya dengan perasaan yang tak lagi utuh. Hidupnya terikat pada rutinitas yang sepi, seperti melodi yang terhenti di tengah lagu. Dulu, ia percaya cinta adalah jawaban atas semua, sampai ia ditolak oleh satu-satunya perempuan yang pernah membuatnya merasa hidup-Arlana Leticia.
Kini, di usia yang semakin dewasa, kenangan itu kembali menghantuinya. Sebuah reuni tak terencana mempertemukannya kembali dengan sosok yang telah mengubah segalanya. Namun, perasaan yang pernah ia kubur dalam-dalam justru memunculkan rasa pahit yang baru.
Dalam perjalanan ini, Arslan belajar tentang cinta, kehilangan, dan memaafkan diri sendiri. Mampukah ia membuka hati untuk mencintai lagi, atau akankah kenangan terus menjadi dinding yang memisahkannya dari kebahagiaan?
di balik senyum mu Ginting tepat di sana aku berada, tepat di tengah lengkungan indah bibir mu aku singgah. aku mau di sana selamanya bersama indah senyuman mu walau aku bukan alasan mu untuk tersenyum.
~Rena
aku pernah gagal, aku pernah jatuh tersungkur sampai rasanya tak bisa untuk berdiri. aku hancur waktu itu. bahkan senyum pun aku tak sanggup. tapi kamu di sana kamu ada untuk kuatkan aku. mungkin kamu adalah alasan kenapa aku harus tersenyum.
~Ginting
Ini seperti bermain petak umpet, kamu seolah mencari-cari bahagia ku. Sudah banyak tempat kau cari tapi kau tak kunjung menemukannya. Itu Karana kamu belum lihat di senyummu di sanalah bahagia ku bersembunyi kak Anthony
~ Gea
Pemilik raga tak selalu jadi pemilik hati. Keberadaan ku hanya bagai langit mati seolah memiliki sang rembulan padahal sudah jelas sang rembulan terpesona pada keindahan senyum sang mentari. Emosi seolah berkata bodoh jika bertahan tapi hati terus berbisik sungguh aku masih sayang. Jadi tak akan ku biarkan siapapun merebut sang rembulan dari ku.
~ Jonathan