✧✧✧✧✧✧✧✧
Cinta mereka tidak pernah sederhana. Itu bukan tentang kebahagiaan yang murni atau kehangatan yang menyelimuti hati. Cinta mereka seperti mawar dengan duri tajam-indah tapi selalu melukai. Namun, meskipun luka itu ada, mereka terus kembali, seolah rasa sakit adalah satu-satunya bahasa yang mereka pahami.
Di mata dunia, mereka adalah bencana. Tapi di antara bisikan di malam gelap dan genggaman tangan yang gemetar, mereka adalah rumah satu sama lain. Sebuah rumah yang runtuh, tapi tetap tempat yang paling ingin mereka tinggali.
"Aku benci ini," bisiknya, suaranya terdengar rapuh tetapi tajam, seperti pecahan kaca.
"Aku juga," jawabnya, tetapi tangannya tetap menggenggam erat jemarinya, seperti takut kehilangan meski tahu luka yang sama akan terus berulang.
Mereka adalah dua jiwa yang rusak, yang tak pernah benar-benar bisa menyatu, tetapi tak mampu hidup sendiri. Dunia di luar tak akan pernah mengerti. Tapi di tengah gelap dan luka, mereka menemukan cara untuk tetap bertahan-meski itu berarti tenggelam bersama.
by.arak
Semua berawal dari surat cinta yang di anggap menjijikan oleh Luca, surat itu dari Kalias anak pendiam dengan kaca mata bulatnya.
surat berujung rasa menyedihkan menenggelamkan Kalias, membuatnya sadar jika segala sesuatu dilandasi dan digantungkan pada fisik.
ia akui ia tak semanis temannya, Nolan. Tapi ia masih berharap jika Luca menerimanya bukan karena ingin mendekati Nolan, tapi nyatanya semua membuatnya sadar.
Jika Kalias kalah, dan ia terperosok masuk dalam hubungan rumit. Hubungan di mana perasaannya digantungkan, Luca yang menyukai Nolah yang seorang primadona, dan Luca yang kekasih seorang Kalias seorang submisif biasa.
"Aku akan mengencani bahkan menikahi temanmu, jika kamu bersama orang lain, agar di setiap pertemuan kalian, aku bisa terlibat dan masih bisa melihatmu."