[𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚] 𝗞𝗮𝘁𝗮-𝗸𝗮𝘁𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗮𝗿, 𝗼𝗯𝘀𝗲𝘀𝘀𝗶, 𝘀𝘁𝗮𝗹𝗸𝗲𝗿, 18+. 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽 𝗯𝗶𝗷𝗮𝗸!!
Cerita tentang Khalia Karamel Eliana, seorang gadis paling barbar dan aneh. Tingkat kepo sudah diatas rata-rata. Mencari tau dan mencobanya adalah caranya memuaskan dirinya.
Seperti saat ini, setelah membaca sebuah novel dimana pemeran wanitanya mengejar pemeran lelaki, didalam novel itu lelaki itu sangat dingin dan kejam tetapi memiliki paras yang tampan sehingga pemeran wanita sangat tergila-gila, segala cara wanita itu lakukan untuk mendapatkan hati lelaki itu. Tetapi sebuah insiden membuat wanita itu berhenti mengejar lelaki itu, insiden yang membuat lelaki itu menyesal karna tak menyadari perasaanya dari awal. Jadilah lelaki itu balik mengejar cintanya agar wanita itu menjadi kekasihnya sekaligus istrinya.
Yang membuat Karamel penasaran adalah apa benar lelaki akan balik mengejar jika dia mengejarnya dulu?
Karamel pernah mendengar pepatah jawa mengatakan '𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢' Karamel mengambil keputusan untuk confess, tentu saja confess pada pujaan hatinya yang tak lain dan tak bukan Kalaksa Lorenzo, lelaki super tampan yang pernah Karamel lihat, lelaki pertama yang membuat hatinya bergetar seperti sedang dugem.
Karamel membuat rencana untuk mengejar Kalaksa selama sebulan jika tak ada tanda-tanda Kalaksa menyukainya Karamel akan berhenti, tentu dia akan tarik-ulur dengan kisah percintaanya. Setidaknya itulah yang Karamel rencanakan tanpa tahu semua rencana yang gadis itu susun dengan baik akan hancur karena sikap Kalaksa yang sangat diluar nalar- alias tak pernah ada dipikiran Karamel.
𝗗𝗢𝗡'𝗧 𝗖𝗢𝗣𝗬 𝗠𝗬 𝗕𝗢𝗢𝗞!
Penasaran? Cuss baca<<<<
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan