Tono, seorang pria sederhana yang hidup dalam ketakutan, memiliki fobia ekstrem terhadap wanita. Setiap kali berhadapan dengan lawan jenis, tubuhnya gemetar, berkeringat dingin, bahkan untuk sekadar menyapa atau berjabat tangan, Tono merasa seolah dunia runtuh. Dikejar rasa canggung yang mendalam, dia pun sering dibuli oleh teman-temannya, terutama oleh Rian, yang kerap menghinanya karena ketidakberaniannya.
Namun, segalanya mulai berubah ketika Citra, seorang wanita cantik yang percaya diri, dipromosikan menjadi atasannya di kantor. Citra melihat potensi Tono yang sebenarnya dan dengan sabar mengajarinya untuk mengatasi ketakutannya terhadap wanita. Tono mulai merasakan perubahan dalam dirinya-berusaha membuka hati dan belajar berani menghadapi rasa takut yang sudah mengakar. Namun, takdir memiliki rencananya sendiri.
Saat Tono mulai berani untuk berubah, sebuah tragedi datang: ayahnya yang sudah lama sakit akhirnya meninggal dunia. Sebelum meninggal, ayah Tono menyampaikan pesan terakhirnya: jika Tono tidak bisa menemukan jodoh di Jakarta, pergilah ke kota lain dan temukan cinta sejatinya. Pesan ini mengguncang Tono, dan tanpa sepengetahuannya, Citra yang merasa khawatir atas kondisi Tono, diam-diam berbicara dengan Pak Toto-manajer Tono-dan menyarankan agar Tono mengikuti pesan ayahnya.
Pak Toto, yang mengenal Tono dengan baik, mendorongnya untuk memenuhi pesan tersebut. Dengan berat hati, Tono akhirnya memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya dan pergi ke Jogjakarta dan Pontianak, berharap menemukan cinta sejati yang selama ini dia idamkan. Namun, perjalanan Tono tidaklah semudah itu. Di setiap langkahnya, ia harus menghadapi ujian yang lebih berat-tak hanya masalah internal dirinya, tetapi juga keterlibatannya dengan hubungan yang jauh lebih rumit, termasuk Citra dan kenyataan yang tak terduga di kota-kota baru itu.