Langkahnya mantap, seakan tidak ada yang bisa menghentikannya. Salju yang berderak di bawah sepatu hanya menambah kesunyian yang dia inginkan.
Namun, pandangannya terhenti pada sebuah tubuh yang tergeletak di jalur.
Seorang gadis, hampir tertutup salju. Bibirnya membiru, napasnya lemah. Tanpa ekspresi, pria itu mendekat.
Dia menghela napas. "Menyusahkan," gumamnya, suaranya tajam.
Tanpa ragu, dia berjongkok dan menepuk pipi gadis itu. "Berdiri."
Gadis itu hanya menatapnya kosong, tidak bergerak.
Pria itu mendecak, wajahnya kaku, dan ekspresinya tidak berubah. "Aku tidak punya waktu untuk ini."
Tanpa memberi ruang untuk penolakan, dia meraih lengan gadis itu dan menariknya ke atas. Cengkeramannya kasar, tak peduli bagaimana perasaan gadis itu.
"Dengar, kalau kau bisa bernapas, kau bisa berjalan. Aku tidak akan menyeretmu sepanjang jalan. Berdiri atau tetap di sini, tidak ada pilihan lain."
Gadis itu tidak melawan. Dia hanya membiarkan tubuhnya ditarik, pandangannya kosong-seakan sudah menyerah pada takdirnya.
Pria itu menatapnya sekilas, rahangnya mengeras. "Tch. Bodoh."
Namun, dia tetap menggenggamnya, tidak melepaskan.
"Hanya denganmu, saya tidak berminat dengan yang lainnya." Adinata Galih Adtmajaya.
-------
20 tahun menjomblo, kini gadis cantik dengan body aduhai itu sekalinya tuhan datangkan pria.
Dapatnya seperti tuan muda dari keluarga Adtmajaya.
"The real ceblok ketiban duren, pak." Cahaya Ayunda.
-☞❥'
(21+)
WARNING!!
!!!DILARANG PLAGIAT!!!
CERITA INI MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI, JIKA ADA KESAMAAN ALUR ATAU NAMA TOKOH ITU KETIDAKSENGAJAAN.
Sekian🫦
(*1)-Cuddle {18-01-25}
(*1)-Sayang {25-01-25}
(*1)-Adinata {01-02-25}
(*1)-Jawa. {09-02-25}
(*1)-nenen. {18-02-25}