Celesthia Skylara Arlène bukan tipe gadis yang mudah teralihkan oleh hal-hal sepele. Sebagai siswi kelas 10 yang ambisius, hidupnya hanya berputar di sekitar target akademik, impian besar, dan masa depan yang sudah ia susun dengan rapi. Namun, semuanya berubah saat ia melihat Zevandro Luthian Alkais-sekilas saja, dalam satu tatapan singkat di koridor sekolah.
Dia tidak mengenalnya. Dia bahkan tidak yakin apakah pria itu sadar akan keberadaannya. Tapi entah bagaimana, bayangan Zevandro terus menghantuinya, seakan mengendap di pikirannya tanpa izin. Celesthia mulai mencari tahu tentang mahasiswa itu, meskipun ia tahu betul bahwa ini bukan dirinya-bukan sesuatu yang seharusnya ia lakukan.
"Kenapa lo jadi kayak gini? Lo Celesthia Skylara Arlène, bukan cewek yang buang waktu buat seseorang yang bahkan nggak sadar lo ada," ujar Rhea Aveline Safira, sahabatnya yang selalu blak-blakan.
"Kadang, kita nggak bisa mengontrol perasaan. Tapi jangan sampai ini bikin lo lupa tujuan," tambah Lyra Aurelina Della, yang lebih tenang dan selalu jadi penyeimbang.
Tapi Celesthia tidak bisa mengabaikan dorongan dalam hatinya. Apa yang membuat tatapan itu terasa begitu berarti? Apakah ini hanya obsesi sesaat atau sesuatu yang lebih dalam?
Dan yang lebih penting-apakah semua ini ada artinya jika dia bahkan tidak merasakan apa-apa?
Sebuah kisah tentang ambisi, rasa penasaran, dan perasaan yang tumbuh tanpa rencana. Karena terkadang, satu tatapan bisa mengubah segalanya.
---
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.