"Yesterday, all my troubles seemed so far away..."
Lagu itu terdengar samar di sudut ruang kelas Arsitektur B/02, Ilagaligo University, bercampur dengan suara angin malam yang berhembus masuk melalui jendela. Lampu berkedip-kedip, menciptakan bayangan aneh di dinding.
Di tengah ruangan, ada lukisan misterius yang tidak seharusnya ada di sana.
Sekilas, lukisan itu tampak seperti Starry Night karya Van Gogh, dengan pusaran langit biru yang kacau. Namun, ada sesuatu yang salah. Jika diperhatikan lebih saksama, di antara bintang-bintang yang berputar, jam-jam mencair seperti dalam lukisan Salvador Dalí, The Persistence of Memory.
Seolah-olah waktu sendiri sedang terdistorsi.
Di pojok kanvas, ada tulisan kecil berwarna merah:
"Keadilan hanyalah alat bagi mereka yang memegang kekuasaan."
- Plato, Republika
Tidak ada yang tahu siapa yang menaruhnya di sini. Tidak ada yang tahu kapan lukisan ini muncul.
Tapi satu hal yang pasti: ini bukan sekadar seni. Ini adalah pesan.
Malam itu, seorang mahasiswa menghilang.
Tidak ada suara jeritan. Tidak ada jejak.
Hanya sebuah pesan baru yang muncul di bawah lukisan, tertulis dengan darah kering:
"Waktu kalian hampir habis."
Di luar, hujan mulai turun, membasahi kota Makassar yang tertidur dalam gelap.
Dan itulah awal dari sebuah misteri yang akan mengubah segalanya.
Nyaris tak ada yang sungguh-sungguh meragukan kredibilitas Apela Empowers; sebuah program prestisius yang menawarkan jalan menuju masa depan gemilang bagi para lulusan SMA berpikiran tajam.
Beasiswa, dana pembinaan, hingga jaminan karier menanti mereka yang terpilih.
Zam Ardana, Binar Gemintang, Raukaf Danendra, Sevilla Manora, Remigius Sahulata, dan April termasuk di antara remaja-remaja yang mendapat kesempatan istimewa itu. Mulanya, mereka mengira ini benar-benar awal dari perjalanan menuju kesuksesan. Namun rupanya, di balik janji cemerlang, tersembunyi sebuah harga yang tak terduga.
Terjebak dalam persaingan ketat, mereka dihadapkan pada pilihan sulit yang dapat mengubah hidup mereka selamanya--antara mengejar ambisi pribadi atau mengorbankan segalanya demi perubahan yang lebih besar.
Lantas, langkah mana yang akan mereka pilih?
SPION: Sebuah konstelasi antara keberanian dan pengorbanan. Saat ambisi dan takdir bertaut dalam orbit yang tak terlihat.