Di Kampung Ledok, Bu Yuli, bersama dua putrinya, Tika dan Neni, dikenal sebagai keluarga yang suka bergosip dan menyebarkan fitnah. Setelah kematian mendadak Zidan, seorang pria kaya yang sering mereka cela, Bu Yuli makin menyebarkan rumor bahwa istrinya, Rohana, menyantetnya demi harta warisan. Gosip semakin liar, melibatkan warga lain seperti Wildan dan Asih, dan membuat suasana desa semakin panas.
Namun, gosip yang mereka sebarkan justru menjadi mimpi buruk bagi mereka sendiri. Bahkan teror paling mengerikan terjadi ketika Bu Yuli sendiri ditemukan tewas karena kecelakaan di dekat kuburan desa.
Setelah kematian sang ibu, Tika dan Neni mulai dihantui oleh arwah Bu Yuli yang penuh dendam. Ke mana pun mereka pergi, sosoknya selalu ada-di lorong rumah, di dapur, bahkan di jalan desa saat siang hari. Ketakutan semakin menjadi-jadi ketika mereka sadar bahwa bukan hanya arwah ibu mereka yang mengintai, melainkan juga arwah-arwah orang yang pernah mereka fitnah.
Banyusirih mengalami tahun-tahun terburuk sepanjang sejarah. Hampir setiap hari ada mayat yang mereka kuburkan, dan jumlahnya tidak sedikit. Belum lagi, adanya gangguan ghaib berupa santet dan kunjungan tengah malam dari arwah korban yang gentayangan. Segala peristiwa itu menghantui Bumi Tapal Kuda dan dikenal dengan istilah'Tragedi 1998'
Buku ketiga dari Timur Trilogi. Sekaligus jadi cerita pamungkas.