Story cover for Koloni Capung [END] by ylathief
Koloni Capung [END]
  • WpView
    Reads 299
  • WpVote
    Votes 49
  • WpPart
    Parts 24
  • WpView
    Reads 299
  • WpVote
    Votes 49
  • WpPart
    Parts 24
Complete, First published Feb 03
Merasa sebagai murid yang tersisih dan tersingkirkan, empat remaja membentuk Klub Tonbo--sebuah klub entomologi di sekolah--untuk mencari tempat bernaung.

Ayyara, Nirmala, Sakuta, dan Daksa. Masing-masing membawa luka dan mimpi mereka sendiri. Dalam suka dan duka, mereka saling bergantung, saling menguatkan, dan bersama-sama belajar tentang kehidupan, persahabatan, pengorbanan, serta kehilangan.

Seperti capung yang harus melalui berbagai fase kehidupan sebelum bisa terbang bebas ke udara, mereka pun menempuh perjalanan yang mengubah mereka selamanya.

Dan ini adalah kisah mereka ... para Koloni Capung.
All Rights Reserved
Sign up to add Koloni Capung [END] to your library and receive updates
or
#184comingofage
Content Guidelines
You may also like
RIMBA MERUN by danynovery
23 parts Ongoing
Di sebuah dusun terpencil yang tersembunyi di jantung hutan tropis, berdiri sebuah sekolah reyot-Sekolah Rimba Merun. Hanya ada tiga guru yang mengajar di sana, dipimpin oleh Bu Mar, seorang pendidik yang tak lagi muda dari kota yang memilih hidup jauh dari peradaban demi satu cita-cita: menyalakan api pengetahuan di tempat yang nyaris padam harapannya. Ia datang sejauh 50 KM setiap hari. Murid-muridnya hanyalah segelintir anak dari keluarga miskin, yang bahkan tak semua bisa membawa buku. Di dusun itu, kebanyakan orang dewasa buta huruf, hidup dari hasil hutan dan kebun seadanya. Sekolah dianggap sia-sia. Namun para guru tak menyerah-mereka bukan hanya mengajar, tetapi juga meyakinkan masyarakat bahwa pendidikan bisa mengubah nasib. Lalu datang ancaman. Sebuah perusahaan sawit raksasa mengklaim bahwa tanah sekolah dan hutan di sekitarnya, termasuk Rimba Merun, masuk dalam wilayah konsesi mereka. Surat-surat legal ditebar. Mereka berjanji akan menggelontarkan lautan pekerjaan dengan gaji besar. Namun, yang mereka bawa hanyalah ekskavator dan penggusuran. Bu Mar dan guru lainnya tidak tinggal diam. Bersama murid dan segelintir warga yang mulai sadar, mereka membangun perlawanan. Namun perjuangan tidak mudah. Di tengah tekanan ekonomi, masyarakat terpecah: sebagian memilih tunduk demi sesuap nasi, sebagian lain memilih bertahan meski terancam kehilangan segalanya. Ini adalah kisah tentang bagaimana sepetak sekolah bisa menjadi benteng terakhir sebuah peradaban. Di mana papan tulis menjadi medan tempur, dan kapur tulis bisa lebih tajam dari peluru.
You may also like
Slide 1 of 9
Cegil Komplek [00L] cover
The Akhfa Muslimah Girls 2 "Rainbow Teens Roadtrip" cover
A Way Out [END] cover
ORION cover
RIMBA MERUN cover
Our September Moments (Complete) cover
Elegi Rasa : Pergi cover
Sepotong Kata yang Tak Selesai cover
Perfect Hero cover

Cegil Komplek [00L]

23 parts Ongoing

Gimana jadinya kalau idol K-Pop tinggal satu komplek? Bukan cuma soal visual yang bisa bikin tetangga gagal fokus tiap pagi, tapi juga soal kisah kisah rumit yang tersembunyi di balik senyum mereka yang selalu terlihat sempurna, ada cinta pertama yang belum selesai, sahabat yang berubah jadi asing, dan rahasia masa lalu yang pelan pelan menyeret semuanya ke dalam konflik yang lebih dalam. Meski terinspirasi dari idol K-Pop, cerita ini membawa mereka ke dunia yang lebih membumi dan relatable dengan kehidupan kita, jadi anak komplek yang suka nongkrong di warung, naik motor boncengan ke sekolah, curhat sambil makan mie instan, dan jatuh cinta diam diam sama sahabat sendiri. Tapi di balik tawa dan candaan mereka, ada luka yang disembunyikan, ada pengkhianatan yang bikin sesak, dan ada keberanian untuk jujur tentang perasaan, bahkan saat itu menyakitkan. Mereka tumbuh bersama, saling menyakiti, saling menjauh, tapi juga saling menemukan jalan untuk menyembuhkan satu sama lain. Ini bukan cerita tentang siapa paling cantik atau siapa paling populer. Ini cerita tentang tumbuh dewasa, tentang kehilangan, dan tentang menemukan arti rumah di tengah kekacauan yang mereka ciptakan sendiri. Coba deh baca lima chapter dulu. Kalau nggak nagih, silakan protes. Tapi kalau tiba tiba baper dan nggak bisa move on... ya salah sendiri.