"Katanya, setelah hujan reda, akan ada pelangi. Tapi bagaimana jika aku terlalu lama terjebak dalam hujan itu?"
Selama bertahun-tahun, Azara Anastasya Anzel menganggap bahwa kebahagiaannya hanya ada pada satu orang-Mahesa Rangga Pamungkas, cinta pertamanya. Mereka pernah berjanji untuk selalu bersama, melewati badai apa pun yang menghadang. Namun, ketika kenyataan berkata lain dan hubungan mereka berakhir, dunia Azara seolah runtuh.
Hujan di dalam hatinya tak kunjung berhenti. Setiap sudut kota mengingatkannya pada kenangan lama, setiap lagu yang ia dengar terasa seperti kisah mereka yang belum selesai. Azara tenggelam dalam penyesalan, bertanya-tanya di mana kesalahannya, berharap lelaki yang sangat ia cinta kembali.
Namun, hidup tidak menunggu siapa pun. Dalam perjalanan menemukan dirinya kembali, Azara menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari seseorang. Terkadang, kebahagiaan bisa datang dari hal-hal kecil-dari tawa bersama sahabat, dari secangkir kopi di pagi hari, atau bahkan dari keberanian untuk melangkah lagi.
Di antara hujan yang akhirnya berhenti dan langit yang mulai cerah, Azara menemukan sesuatu yang lebih berharga dari sekadar cinta yang hilang: diri sendiri.
Kini, setelah hujan reda, pertanyaannya bukan lagi "Bagaimana cara mendapatkanmu kembali?" tetapi "Bagaimana aku bisa mencintai diriku sendiri lebih baik?"
Sebuah pernikahan yang menyiksa bagi Kia, ia harus menikahi pria paling mengerikan yang pernah ia jumpai. Marco benar-benar pria yang tidak ada belas kasihan, dia bisa membunuh istrinya sendiri demi keinginannya sendiri, hal yang paling menyakitkan adalah saat Marco melempar tubuhnya dari lantai tiga dan yang membuat Kia tidak bisa berpikir dengan jernih adalah saat ia terbangun kembali setahun sebelum kejadian mengerikan itu.