"Akankah kamu meninggalkan aku seperti yang orang-orang itu lakukan kepadaku selama ini?" -Freyan
"Aku tidak pernah berjanji untuk tinggal, Freyan. Aku hanya berjanji untuk menemani sampai waktunya tiba." -Marsha
Jika hatiku adalah dermaga sepi tanpa kapal yang bersandar, maka Marsha adalah lautan yang datang dan pergi, membawa angin, membawa ombak, tapi tak pernah benar-benar tinggal.
Dia hadir seperti fajar yang perlahan menggantikan gelap, namun tetap pergi saat matahari mencapai puncaknya. Aku tahu sejak awal, Marsha adalah angin yang berhembus, bukan akar yang menancap.
Namun, tetap saja, aku berharap dia bisa menjadi rumah-bukan sekadar persinggahan.
"Freyan, maaf." -Marsha
"Untuk?" -Freyan
"Untuk menjadi seperti yang kamu takutkan-menjadi satu lagi yang pergi." -Marsha
"Mungkin, di kehidupan berikutnya, aku yang akan pergi lebih dulu." -Freyan