Naya memiliki seekor kucing bernama Tango, seekor kucing oranye-putih yang selalu ceria dan manja. Setiap pagi, Tango membangunkannya dengan menggesekkan kepalanya di pipi, dan setiap malam, ia tidur meringkuk di kaki tempat tidur. Mereka tak terpisahkan—sampai suatu hari, Tango menghilang begitu saja.
Naya mencari ke mana-mana, menempelkan poster, dan memanggil-manggil namanya di jalan. Namun, Tango tetap tidak ditemukan. Setelah hampir dua minggu, ketika Naya mulai kehilangan harapan, Tango tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya. Tetapi ada sesuatu yang berbeda.
Tango tidak lagi ceria seperti dulu. Ia lebih pendiam, sorot matanya tajam dan penuh perhitungan. Kucing itu mulai melakukan hal-hal aneh: menatap layar laptop seolah membaca, membuka lemari dengan kakinya, bahkan sesekali mendesah pelan, seperti seorang manusia yang frustasi.
Pada suatu malam, Naya terbangun oleh suara gemerisik. Ia melihat Tango berdiri di ambang jendela, menatap keluar seolah menunggu seseorang. Lalu, dengan suara serak yang seharusnya tidak mungkin keluar dari seekor kucing, Tango berbisik,
“Aku tidak seharusnya ada di sini..."
Ternyata, di dalam tubuh Tango, terperangkap jiwa seorang pemuda bernama Surya. Ia tidak mengingat bagaimana bisa berada dalam tubuh seekor kucing, tetapi ia tahu satu hal: seharusnya ia sudah mati. Bersama Naya, Surya berusaha mengungkap misteri ini.
Namun, semakin mereka mencari jawaban, semakin banyak kejanggalan yang muncul. Naya menemukan artikel lama tentang seorang pemuda yang tewas dalam kecelakaan misterius di dekat tempat Tango menghilang.
Sementara itu, waktu Surya di tubuh Tango semakin menipis. Jika mereka tidak segera menemukan cara untuk membebaskan jiwanya, ada kemungkinan ia akan selamanya terjebak dalam tubuh kucing itu… atau lebih buruk lagi, lenyap sepenuhnya.