
Beberapa tahun yang lalu, mereka sudah berhenti berharap. Sosok ayah yang dulu mereka tunggu dengan penuh harapan kini hanya tinggal kenangan yang semakin pudar seiring waktu. Empat tahun tanpa kabar, tanpa kepastian, membuat mereka terbiasa menjalani hidup tanpa sosoknya di rumah. Tapi ketika ia akhirnya kembali, bukan kebahagiaan yang menyambutnya-melainkan luka baru yang bahkan lebih dalam dari sebelumnya. Dia tidak pulang sendirian. Ada seorang wanita di sisinya. Abel Pramaswari. Nama yang asing, namun tiba-tiba menjadi bagian dari hidup mereka sebagai ibu sambung. Keberadaannya terasa seperti tamu yang tak diundang, masuk ke dalam keluarga yang sudah lama retak dan semakin hancur oleh kekecewaan. Ketiga anak suaminya menatapnya dengan dingin, menolak menerima kenyataan bahwa ia kini bagian dari mereka. Di antara dinding-dinding perasaan yang tinggi, Abel berdiri di persimpangan. Haruskah ia berusaha merangkai kembali kepingan keluarga yang sudah terlanjur rapuh, atau menyerah pada kenyataan bahwa beberapa hal memang tidak bisa diperbaiki?All Rights Reserved
1 part