Hema Alkaris (and his life)
"Woy, cewek beasiswa!"
Suara Saiful menggema di ruang kelas. Nada suaranya santai, tapi jelas menyindir. Gak perlu jadi jenius buat tahu siapa yang dia maksud, karna cuma ada satu cewek di sekolah ini yang masuk lewat jalur beasiswa. Dara.
Dara yang lagi duduk langsung reflek noleh. Matanya langsung menangkap sosok Saiful yang berdiri dengan gaya sok keren, dua tangan masuk ke saku celana, dagu sedikit terangkat. Senyumnya... ngeselin banget.
Dara tarik napas sebentar, lalu senyum tipis. Bukan senyum ramah, melainkan lebih ke senyum "jangan main-main sama gue." Dia bangkit, langkahnya santai tapi pasti. Dan sekarang, jarak mereka cuma sejangkal.
Dara harus mendongak sedikit buat bisa lihat muka Saiful dengan jelas. Matanya tajam, suaranya tenang tapi penuh tantangan.
"Kenapa? Perlu bantuan, dasar Iron Man terbang."
Ekspresi Saiful langsung berubah. Kaget.
'Nih cewek tau dari mana?' pikirnya.
Tiba-tiba, Saiful angkat tangannya dan dengan santai nyentuh dagu Dara, ngeratain pandangan mereka. Tatapannya lebih serius sekarang-ada sesuatu yang dia coba cari di mata Dara. Tapi cuma sebentar. Dia langsung ngelepasin tangannya.
"Gue tau lo, cewek seragam luntur."
Nada suaranya tajam, hampir kayak tuduhan.
Dara nggak mundur sedikit pun. Malah sebaliknya. Tangan kirinya langsung narik dasi Saiful pelan tapi pasti, bikin cowok itu harus nurunin sedikit kepalanya.
"Jangan lupa," bisik Dara. "Semua ini gara-gara lo."