Sabiru selalu percaya bahwa keadilan harus ditegakkan, terutama untuk seseorang yang sudah dianggapnya seperti saudara sendiri. Ketika sahabatnya mengalami nasib tragis akibat seseorang, ia bersumpah akan membalas dendam. Baginya, ini bukan sekadar membalas-ini tentang menuntut keadilan yang tidak pernah sahabatnya dapatkan.
Dengan informasi yang ia kumpulkan, Sabiru mulai menyusun rencana. Setiap langkahnya terarah, setiap gerakannya penuh perhitungan. Namun, semakin dalam ia menggali, semakin banyak kejanggalan yang muncul. Bukti yang ia temukan tidak sepenuhnya selaras dengan apa yang selama ini ia yakini.
Perlahan, kebenaran yang tersembunyi mulai terungkap. Masalah ini bukan tentang kejahatan seorang individu, tetapi tentang luka lama dalam sebuah keluarga-luka yang dibiarkan membusuk tanpa ada yang mencoba memperbaikinya. Sabiru akhirnya menyadari bahwa ia telah terperangkap dalam permainan yang bukan miliknya.
Dendam yang ia yakini sebagai jalan keluar justru menyeretnya ke dalam pusaran konflik yang lebih dalam. Semua yang ia lakukan, semua rasa benci yang ia pupuk, ternyata ditujukan kepada orang yang salah.
Kini, ia dihadapkan pada pilihan, terus maju dengan kebencian yang salah atau mencari cara untuk menghentikan lingkaran dendam yang tidak berujung. Namun, setelah sejauh ini... apakah ada jalan untuk kembali?.
"Terkadang, musuh bukanlah orang yang ada di depan kita, tapi bayangan yang diciptakan oleh masa lalu yang tak terselesaikan."
Yoona:" Hah apa kalian anak-anakku?"
Sinb:" Iya mom kami ber 4 ini anakmu dan juga daddy Jung Siwon."
Yoona:" Hah aku punya anak 4 dan sudah sebesar ini omg dan dengan Siwon?"
Jessica:" Apakah mommy percaya kami come from the future?"
nexttnya baca ygy;)