[Diikutsertakan dalam event Ponyo Writing Contest 3]
Ruelle Elvien selalu merasa seperti bayangan-tidak menonjol, tidak istimewa. Hari-harinya berjalan datar, penuh keraguan dan rasa takut gagal. Hingga sebuah aplikasi bernama LifeGram muncul di layar ponselnya.
LifeGram menjanjikan sesuatu yang mustahil: kehidupan yang lebih baik. Lebih percaya diri, lebih berbakat, lebih diakui. Dalam sekejap, semuanya berubah. Popularitas, pencapaian, bahkan seseorang yang selama ini hanya bisa ia kagumi, kini hadir dalam dunianya. Tapi semakin sempurna hidupnya, semakin kabur batas antara diri sendiri dan algoritma yang mengatur segalanya.
Saat kebahagiaan berubah menjadi ilusi, Ruelle dihadapkan pada pilihan: menjalani kehidupan yang sempurna tapi bukan miliknya, atau kembali ke realitas yang penuh ketidaksempurnaan.
Tapi ... apa yang tersisa dari dirinya jika ia memilih pergi?
Awalnya mimpi buruk itu datang, menunjukkan akhir yang tragis dari keluargaku. Aku tidak ingin itu terjadi, jadi aku memutuskan untuk menggantikan saudaraku dengan ikut kompetisi menjadi pendamping Putra Mahkota. Yang aku inginkan hanyalah pergi ke istana, tereliminasi, dan pulang tanpa menjadi pusat perhatian dari siapa pun. Tapi kenapa takdir seolah mempermainkan dengan mendekatkanku pada Putra Mahkota yang paling aku hindari?
Tidak hanya itu, saat aku keluar dari istana, aku malah jatuh cinta pada seorang rakyat biasa. Dia adalah orang yang menarik dan membuatku bisa melupakan beban yang menghantuiku. Tapi dia bisa menjadi sebab kehancuranku jika berdekatan dengannya terlalu lama. Bisakah takdir mengizinkanku untuk keluar dari lingkaran ini dan hidup bahagia?