"Drazel Orion Vesper..."
Sierra menggerakkan tangannya dengan lembut, membentuk nama itu dalam bahasa isyarat.
Drazel mengangkat kepala, matanya mengikuti gerakan tangan Sierra dengan penuh perhatian.
"Pernahkah kau membayangkan dunia tanpa suara?" tanya sierra, jari-jarinya menari di udara, sementara ekspresi lembut menghiasi wajahnya.
Drazel menghela napas, lalu mengangkat tangannya, membalas dalam bahasa isyarat dengan ragu. "Aku tidak perlu membayangkan. Kau mengalaminya setiap hari."
Sierra tersenyum, bahunya bergetar kecil dalam tawa yang tanpa suara. Kemudian, ia mengeluarkan HP dari sakunya dan mengetik sesuatu sebelum menunjukkan layarnya pada Drazel.
"Benar. Tapi aku ingin tahu, bagaimana rasanya bagimu?"
Drazel menatapnya dalam diam. Dunia tanpa suara? Ia tak pernah benar-benar memikirkannya. Tapi...
Ia menatap Sierra yang menunggu jawabannya, sebelum akhirnya ia menggerakkan tangannya, menandakan, "Aku rasa... dunia tanpa suara tetap indah. Selama aku masih bisa melihatmu."
Sierra menatapnya, matanya membelalak sesaat. Kemudian ia tersenyum lagi, tapi kali ini dengan sorot berbeda di matanya.
"Hanya denganmu, saya tidak berminat dengan yang lainnya." Adinata Galih Adtmajaya.
-------
20 tahun menjomblo, kini gadis cantik dengan body aduhai itu sekalinya tuhan datangkan pria.
Dapatnya seperti tuan muda dari keluarga Adtmajaya.
"The real ceblok ketiban duren, pak." Cahaya Ayunda.
-☞❥'
(21+)
WARNING!!
!!!DILARANG PLAGIAT!!!
CERITA INI MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI, JIKA ADA KESAMAAN ALUR ATAU NAMA TOKOH ITU KETIDAKSENGAJAAN.
Sekian🫦
(*1)-Cuddle {18-01-25}
(*1)-Sayang {25-01-25}
(*1)-Angsat {01-02-25}
(*1)-Adinata {01-02-25}
(*1)-Jawa. {09-02-25}
(*1)-nenen. {18-02-25}